Manusia adalah kawan sekerja Allah 1 Korintus 3:4-6
Seperti tumbuhan, demikian pula jemaat (gereja), bertumbuh melalui suatu proses, yakni ada yang menanam, ada yang menyiram, tetapi juga ada yang menumbuhkan. Bahwa pelayan-pelayan Tuhan dalam jemaat hanyalah bertugas untuk menanam dan menyiram saja tetapi Tuhan yang menumbuhkan. Tiap-tiap pelayan memiliki status yang sama, tidak ada yang lebih tinggi dari yang lain. Semuanya menjadi kawan sekerja Allah. Demikianlah seharusnya juga setiap keluarga Kristen, masing-masing anggotanya hanyalah bertugas untuk menanam dan menyiram keluarga dan nanti Tuhan yang menumbuhkan.
Di hadapan Tuhan, masing-masing anggota keluarga janganlah ada yang merasa lebih tinggi atau lebih berperan dalam keluarga. Semuanya memiliki tugas yang sama dalam rangka membangun dan menumbuhkan keluarganya. Karena kepada setiap anggota keluarga dipanggil untuk melaksanakan perannya masing-masing dan dan menyerahkan semua tugas itu untuk ditilik oleh Tuhan. Bahwa di dalam setiap perbuatan baik kita di dalam keluarga, di situlah Tuhan akan mengaruniakan pertumbuhannya sehingga menjadi kelouarga Allah. Amin.
Doa: Bimbinglah kami dengan RohMu yang Kudus, supaya kami dapat menjadi anggota keluarga yang melakukan peran untuk memelihara persekutuan keluarga kami. Amin.
Berusahalah Mendapatkan Karunia Allah
1 Korintus 12 : 31 Apa sebenarnya maksud Allah dengan karunia-karunia rohani ? Pertanyaan yang seolah-olah muda dijawab ini ternyata tidak mudah untuk dipraktekkan. Sebab, terbukti dari kasus Gereja di Korintus, motivasi, gairah, praktik mereka tentang karunia-karunia ternyata menyimpang dari yang sebenarnya Allah maksudkan.
Karunia-karunia seharunya dikejar karna alasan kasih, kasih Allah kepada dunia ini, kasih Allah untuk Gereja, membuat ia memberikan berbagai karunia rohani. Yaitu untuk menjangkau orang-orang dengan Injil, dan membangun Gereja menjadi utuh. Karena itu alasan kita berdoa, meminta, mengajar, atau mencari karunia apapun tidak boleh demi kasih diri sendiri tetapi demi kasih kepada sesame dan keluarga kita.
Tujuan utama pemberian karunia-karunia rohani adalah agar Gereja Tuhan mampu menjawab kebutuhan pelayanan di dunia ini dan Gereja menjadi satu kenyataan yang memancarkan kesejatian Yesus Kristus, karana itu berusahalah memperoleh karuni-karuni yang akan ditunjukan Allah bagimu dan keluarga mu. Amin
Doa : Ya Tuhan mempukanlah kami menggunakan karunia untuk penerapan kasih Allah itu didalam keluarga kami dan dimanapun kami berada. Amin
HUT Jemaat Sinar Sion Raranon Ke-78 dirangkaikan dengan HUT GMIM bersinode Ke-79 dan sakramen baptisan kudus,dirayakan dengan penuh suka cita. walaupun sederhana rangkaian acara boleh terlaksana dengan baik,hikmat dan berkesan.. Ibadah kali ini dihadiri oleh Pdt.R.Mengko MTh dari sinode GMIM yang sekaligus menjadi Khadim dalam Ibadah tersebut. Nampak wajah-wajah berseri dari seluruh jemaat ketika menyaksikan acara tiup lilin yang dilakukan oleh Pendeta,Pelayan Khusus serta Penasehat Jemaat. Dan akhirnya melengkapi kebahagiaan seluruh Jemaat pada saat itu ada Santap Kasih bersama yang dilaksanakan di depan Gereja Sinar Sion Raranon.
Tanggung jawab sering dikaitakan dengan pekerjaan, pelayanan maupun pengabidan. Kita sebagai manusia selalu dibedakan pada apa yang menjadi tanggung jawab kita masing-masing, apakah sebagai dokter, pendeta, guru, polisi, tentara, pengusaha dll. tanggung jawab selalu menuntut kesungguhan dan kesetiaan dari yang bersangkutan. Sebagai orang percaya kita hendaknya bertanggung-jawab untuk melaksanakan perlayanan dengan kekuatan yang Tuhan anugerahkan kepada kita. Tentu saja dengan kesadaran bahwa apa yang kita berikan itu semua untuk Tuhan.
Sikap seperti ini akan membuat orang percaya terhindar dari kesombongan tetapi menjadi lebih rendah hati bahkan sikap seperti ini akan sangat membantu Gereja mengatasi persoalan-persoalan yang berkaitan dengan kemiskinan dan penyakit sosial lainya, dengan demikian Gereja akan menjadi sumber berkat bagi umat manusia.
Sebagai keluarga Kristen hendaknya kita menyampaikan firman Tuhan itu bukan hanya dalam bentuk kata-kat tetapi harus disertai dengan perubahan yang bertanggung jawab demi kesejahteraan keluarga, jemaat dan masyarakat. Amin
Doa : Ya Tuhan ajarlah kami menjadi peribadi-pribadi dan keluarga-keluarga yang bertanggung –jawab terhadap segala hal. Amin
Renungan
Membayar Pajak adalah Bagian dari Iman Matius 22 : 17 – 18 Membayar pajak, tentu bukanlah sesuatu yang baru bagi kita. Pajak adalah sebuah kewajiban yang harus di berikan oleh warga masyarakat bagi Negara untuk membiayai berbagai program pembangunan. Berkaitan dengan hal membayar pajak maka dalam pembacaan kita hari ini dikisahkan bahwa orang-orang Farisi dan Herodian datang menjumpai Tuhan Yesus dan bertanya : “Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada kaisar atau tidak ?” Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu di Tanya. Karena hal membayar pajak pada waktu itu adalah sebuah kewajiban dari seluruh warga masyarakat. Rupanya mereka hanya ingin mecobai Yesus dan itu sangat di ketahui oleh Yesus. Karena itu, Yesus menyebutkan mereka orang-orang munafik. Sikap seperti orang-orang farisi dan Herodian, terkadang telah menjadi bagian kita sekarang. Banyak warga masyarakat yang adalah warga Gereja cenderung “coba-coba” untuk tidak mau tau, “acuh tak acuh” dan bersikap munafik tentang hal membayar pajak. Padahal mereka telah mengetahui bahwa hal membayar pajak adalah sebuah kewajiban. Karenanya, sebagai keluarga Kristen, kita dingatkan untuk tidak bersikap seperti itu, tetapi sebaliknya kita akan menjadi contoh dan teladan bagi banyak orang, melalui kesediaan membayar pajak dengan rajin tepat pada waktunya, karena itu adalah bagian dari iman. Amin
Doa : Ya Bapa, ajarlah kami untuk semakin taat kepada-Mu, melalui kesediaan membayar pajak dengan rajin dan tepat waktu, supaya dari dalamnya kami boleh menikmati segala kebaikan-Mu. Amin
BEKERJA BERSAMA
Di Korintus, Paulus berjumpa dengan Akwila dan Priskila dan tinggal di rumah mereka. Mereka bersama-sama melakukan tugas dan pekerjaan sebagai tukang periuk. Kerjasama menuntut kebersamaan, dan kebersamaan itu sendiri menuntut keterbukaan, dan keterbukaan itu menuntut kepercayaan. Saling mempercayai bahwa kita dapat bekerjasama, saling mengisi bukan menguras, saling berbagi bukan monopoli, saling menghasihi bukan menguasai. Nah, dengan modal kebersamaan kita pasti bisa membangun kerjasama dan tetap komitmen melaksanakan panggilan sebagai keluarga Kristen yang melayani Tuhan.
Kita juga diingatkan bahwa tugas dan pekerjaan pelayanan dan kesaksian akan menjadi indah dan sempurna jika dikerjakan secara bersama-sama. Sekaligus juga mengingatkan kita tentang pentingnya kebersamaan, sehati , sepikir dan hidup rukun dan damai. Amin
Doa : Tuhan ingatkan dan ajarilah kami selalu, supaya kami tetepa setia melayani-Mu, dan kami tidak tercerai berai tetapi sebaliknya kami bersama-sama bergandengan tangan untuk melayani Tuhan. Amin
Keluarga Yang Bersaksi
2 Timotius 1 : 8 – 10 Pembacaan Alkitab hari ini memberitakan kepada kita bagaimana seharusnya hidup sebagai orang Kristen yang bersaksi. Paulus menyampaikan kepada timotius supaya jangan malu bersaksi tentang Tuhan dan mengajak Timotius untuk rela menderita karena Injil. Kekuatan bersaksi bersumber dari Tuhan yang empunya kuasa Injil yang mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa. Injil adalah berita yang member semangat, keberanian untuk tidak malu memberitakan Injil keselamatan kepada sesame. Ini juga mengingatkan kita bawah menjadi keluarga yang bersaksi adalah bentuk tanggung jawab orang yang beriman, bukan karena kebaikan manusai.
Berita sukacita ini disaksikan kepada semua orang yang dimulai dari dalam keluarga. Bersaksi diarahkan untuk hormat dan kemuliaan akan Tuhan dalam kehidupan kita. Menjadi keluarga yang bersaksi berarti menjadi keluarga yang hidup takut akan Tuhan, yang menjadi teladan dalam keikutsertaan persekutaan ibadah dan kegiatan Gereja, serta menjadi berkat dalam pembangunan masyarakat.
Kesaksian ini memperlengkapi kita sebagai keluarga Kristen, agar memiliki pola hidup yang dapat di teladani oleh orang lain atau keluarga lainnya. Sambil ingat jangan mecuri kemuliaan nama Tuhan untuk kepentingan diri sendiri. Amin
Doa : Ya Tuhan, jadikanlah keluarga kami menjadi alat kesaksian bagi kemulian nama Tuhan, sehingga kami ini sungguh bahagia dalam hidup ini. Amin
Kita Sebagai Keluarga Allah
Efesus 2 : 19 – 22 Betapa indahnya kita menjadi keluarga Allah yang hidup harmonis satu dengan yang lain karena dalam Kristus kita adalah anggota keluarga Allah yang tidak ada lagi perbedaan dan telah dipersatukan oleh darah Kristus walaupun karunia dan talenta yang Tuhan berikan kepada kita berbeda-beda. Dengan kita memiliki kesatuan dalam darah Kristus maka sebagai keluarga Allah harus Nampak dalam kehidupan keseharian kita, termasuk didalamnya aktif mengikuti ibadah-ibadah jmaat dan kegiatan ke masyarakatan di lingkungan dimana kita berada. Dalam kehidupan sebagai keluarga Kristen ada saat-saat tertentu orang tua memperlakukan anakya sebagai “sahabat” atau “ teman” begitu juga sebaliknya. Sebagai keluarga Allah kita dapat menghindari diri dari permasalahan yang sering muncul seperti pertengkaran, perselisahian, perceraian, perjudian, narkoba. Apalagi kita disebut suatu kumpulan keluarga besar Yesus Kristus yang didalamnya ada cinta kasih ada persaudaraan yang rukun ada saling mendidik, saling mengingatkan dan saling membangun satu dengan yang lain. Amin
Doa : Ya Tuhan, kami bersyukur karena kami boleh menjadi anggota keluarga Allah. Untuk itu ajarlah kami selalu hidup dalam kebersamaan, hidup harmonis, hidup dalam cinta kasih Kristus. Amin
Dalam Tuhan Tak Ada Yang Sia-sia
1 Korintus 15 : 58b
Dewasa ini orang mengukur segala sesuatu dengan uang, termasuk pekerjaan. Suatu usaha atau pekerjaan akan dikatakan sukses kalau menghasilkan banyak uang, sebaliknya akan dikatakan gagal kalau tidak menghasilkan apa-apa. Firman Tuhan disaat ini menegaskan bahwa dalam Tuhan jerih paya/hasil dari pekerjaan atau pelayanan yang kita lakukan di dalam Tuhan tidaklah sia-sia. Atau dengan kata lain tidak rugi apalagi buntung. Mengapa demikian ? Karena kita telah memiliki Kristus yang menyelamatkan kita.
Dengan demikian kita akan termotivasi untuk terus berkarnya dalam dunia ini, menjadi contoh dan teladan
bagi banyak orang melalui kehidupan kita. Sebab di dalam Yesus hidup itu penuh dengan kelimpahan dan kemenangan. Oleh karena itu jadilah orang percyaa yang selalu menjadi berkat bagi orang banyak seperti semboyan “diberkati untuk menjadi berkat”. Amin
Doa : Terpujilah nama-Mu Tuhan, kami belajar dari sbada-Mu hari ini bahwa ketika kami melakukan pekerjaan dan pelayanan demi nama-Mu maka hasilnya tidak sia-sia. Demi Putra-Mu Yesus Kristus yang mati dan bangkit untuk menyelamatkan kami berdoa. Amin
Renungan
Jangan Mengakomodir Kepemimpinan Pilatus
Yohanes 19 : 13 – 16a
Pilatus berada di singgasana sebagai Gubernur Yudea. Ia duduk di kursi pengadilan di tempat yang bernama LITOSTROTOS dalam bahasa Ibrani Gabata. Di hari persiapan paskah kira-kira jam 12 siang Pilatus berkata kepada orang-orang Yahudi inilah rajamu tetapi mereka merespons dengan terikan enyahkan Dia, enyahkan Dia, salibkan Dia. Pilatus berkata kembali kepada mereka: haruskah aku menyalibkan rajamu? Dan sekali lagi orang-orang Yahudi membantah Pilatus kami tidak mempunyai raja selain dari kaisar. Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan dengan diserahkan Yesus kepada orang-orang Yahudi untuk disalibkan suatu tanda bahwa Pilatus sebagai seorang pemimpin tidka mampu memperjuangkan kebenaran dan
keadailan. Pilatus lemah dan tak berdaya. Gaya kepemimpinan Pilatus terluhat mengakomodir tuntutan orang-orang Yahudi yang membenci Yesus dari pada menegakkan kebenaran. Pilatus seorang pemimpin yang membela diri dan cuci tangan dimuka umum dengan dalih tidak bersalah menggambarkan seorang pemimpin yang melmparkan kesalahan pada rakyatnya dan adalah gambaran dari pemimpin yang tidak bertanggung jawab. Karena itu sebagai keluarga Kristen sesulit apapun situasi, kondisi dan masalah yang diperhadapkan kepada kita janganlah kita menyalibkan kebenaran di dalam Yesus. Jangan mengakomodir kepemimpinan Pilatus yang bertentangan dengan kepemimpinan Kristen. Amin
Doa : Ya Tuhan ajarkan terus hidup kami untuk setia dan taat kepada-Mu. Amin
KEINGINAN DAGING
Matius 4 : 1 – 4
Keinginan daging adalah sifat manusia yang hidup tanpa Tuhan. Suatu bentuk perwujudan keinginan daging itu ialah pementingan diri yang membuat kita selalu ingin menuruti kenedak kita sendiri, hawa nafsu dan keinginan tubuh, tujuan hidupnya adalah kepuasan diri. Titik kelemahan inilah yang menjadi salah satu kelemahan manusia, oleh sebab itu ketika Yesus selesai berpuasa selama 40 hari 40 malam dalam keadaan lapar dan haus iblis pun mengoda-Nya untuk merubah batu menjadi roti. Iblis tahu kelemaham manusia adalah semau yang bekaitan dengan urusan “perut”, terlebih ketika dalam keadaan lapar.
Dalam hediupna manusia persoalan kebutuha pokok (basic needs) terutama pangan menjadi hal yang sangan mendasar, baik dalam kehidupan pribadi, rumah-tangga, bermasyarakat, baik secara lokal maupun global. Percepatan pertumbuhan penduduk yang begitu pesat membawah dampak pada masalah ketersesdiaan pangan, manusia berlomba-lomba untuk dapat memenuhi kebutuhan yang tidak dapat ditunda di tengah semakin menipisnya sumber bahan pangan yang ada. Situasi ini semakin parah dengan terjadinya perubahan iklim (climate change) dan pemanasan global (global warming) yang mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup. Semua hal ini akhirnya bermuara pada semakin meningkanya kemiskinan dan menurunya taraf kehidupan manusia. Maka, hiduplah manusia dalam suati kehidupan yang saling mejadi serigala satu terhadap yang lainnya, saling menjatuhkan, saling membinasakan, semuanya demi kelanjutan hidup.
Yesus telah meneladankan bahwa : manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari firman yang keluar dari mulut Allah (Mat 4: 4). Hal ini tentunya tidak dimaksudkan bahwa masalah makanan (pangan) itu tidak penting, melaikan dimaksudkan disini ialah kemana dan bagaimana arah kehidupan ini dituju. Jika tujuan hidup ini semata-mata hanya untuk memuaskan segala keinginan kedagingan kita maka kita akan menuju kepada saling membinasakan satu terhadap yang lainnya, tetapi jika tujujan hidup ini tertuju kepada Allah maka Allah sebagai sumber kehidupan akan memberikan segala kecukupan bagi kita melalu hikmat dan kebijaksanaan sorgawi, termasuk bagaimana manusia mengolah bumi dan alam semesta ini sebagai suatu lingkungan hidup yang dapat terus berlanjut generasi ke generasi. Amin
Doa : Tuhan, jadikan kami kuat dan mampu mengarahkan hidup kepada-Mu. Sebab kami pun sadari bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, melaikan dari firman yang keluar dari mulut Allah. Amin
Tuhan Sumber Kehidupan
Ulangan 8 : 1 - 18
Umat Israel diingatkan agar tidak menjadi tinggi hati karena menganggap keberhasialan yang diraih semata-mata adalah hasil usaha mereka. Perjalanan dipadang gurun adalah saat dimana Tuhan menempa mereka dengan berbagia situasi yang sulit dank eras. Orang Israel diajak untuk dapat memahami bahwa keadaan tersebut adalah bagian dari campur tangan Tuhan untuk membentuk mereka menjadi bangsa yang bermartabat dan terhormat sebagai bangsa pilihan-Nya.
Bangsa Israel yang semula adalah bangsa yang tergar tengkuk, angkuh dan tinggi hati memalui segenap peristiwa yang teralamai telah berubah menjadi bangsa yang memiliki kerendahan hati.
Mereka harus menyadari bahwa tangan Tuhan selalu berpengapa dengan setiap keadaan yang berlaku atas mereka, oleh sebab itu kehidupan setiap bangsa Israel hendaknya selalu berpadanan dengan Tuhan sumber kehidupan. Kehidupan segenap bangsa Israel haru selalu tertuju kepada Tuhan buka kepada hal yang lain. “…untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan Tuhan” (Ul 8:3)
Begitu pula halnya dengan kedirupan orang percaya dewasa ini mengalami situasi yang sama dengan umat Israel ketika dipadang gurun. Tidak jarang dijumpai kehidupan kita yang terombang ambing dengan semaraknya kehidupan ini dan membuat kita kehilangan pegangan hidup. Seakan-akan tujuan hidup ini menjadi kabur dan tidak jelas, dari mana dan mau kemana ? oleh berbagai peristiwa yang terjadi telah membuat kita lupa bahwa sesungguhnya kita berasal dari Tuhan dan menuju kembali kepada Tuhan. Oleh sebab itu bagian renungan hari ini mau mengajak dan mengingatkan kita untuk kembali melihat kepada Tuhan dan mau mengarkan hidupn ini kepada-Nya serta mau melakukan segenap firman-Nya sebab “ Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang dicupakan Tuhan.” Firman Tuhan mengubah segalanya, Dia-lah sumber kehidupan ini, mari dan datanglah kepada-Nya. Amin
Doa : Ya Tuhan sumber hidupku, bimbinglah kami untuk selalu hidup di dalam Firman-Mu setiap saat da jangan biarkan kami melupakan-Mu di setiap perkara hidup ini. Kami percaya bahwa Engaku senantiasa menjaga dan memlihara kami dalam suka maupun duka. Amin
Renungan
Jangan Melupakan Kebaikan Tuhan
Ulangan 8 : 1 - 10
Kepada bangsa Israel yang akan memasuki tanah Kanaan Musa mengingatkan tentang peraturan-peraturan yang harus dijalankan di negeri yang baru itu. Hal ini menjadi sangat penting bagi umat Israel karena mereka akan bertemu dengan suku-suku Kanaan yang tidak bangsa Israel bercampur baur dengan bangsa-bangsa kafir tanpa memahami batas-batas yang boleh dan tidak boleh mereka perbuat. Mejalankan peraturan disini adalah perwujudan dari sikap yang mau mengingat kasih Tuhan yang telah menyertai umat Israel. Tuhan telah berbuat banyak terhadap bangsa Israel, maka patutlah mereka dengan setia menuruti firman Tuhan agar mereka memperoleh berkat dan kesejahteraan, "supaya kamu hidup dan bertambah banyak dan kamu memasuki serta menduduki negeri yang dijanjikan Tuhan.." (Ul 8:1b)
Demikian kehidupan kita seringkali memasuki keadaan yang berbeda. Keaddan sekarang yang berbeda dengan hari-hari sebelumnya, perubahan sosial, perubahan musim, perkembangan iptek yang begitu pesat, dsb, Luralisme telah membawah kita pada situasi yang sulit untuk menentukan pilihan. Terkadang kita melihat kedidupan ini majadi tidak pasti sehingga kita kesulitan menentukan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Peraturan Tuhan yang di sampaikan Musa kepada Bangsa Israel pada ribuan tahun yang lalu tetap sangat relevan pada saat ini bahwa dalam situasi yang sulit ini Tuhan mau katakan bahwa Ia selalu menyertai kita, asalkan kita mau setia kepadanya serta tidak pernah melupakan segala kebaikanNya. Seperti ada pepatah "Seperti kacang lupa akan kulitnya" hendaknya hidup kita jangan seperti maksud dari pepatah tersebut. Membalas kebaikan-kebaikan Tuhan adalah dengan tahu mengucap syukur, adapun mengucap syukur adalah ketika kita mau selalu setia dan menuruti peraturan-Nya. Hidup dalam keteraturan itu akan mendatangkan berkat dan sejahtera. Amin.
Doa :Tuhan ajarkanlah kami untuk selalu sabar bahwa hidup ini adalah anugerah-Mu, dan bahwa Engaku telah dan akan selalu menyatakan kebaikan-Mu bagi kami. Amin
Panggilan dan Pilihan Tuhan
2 Petrus 1 : 10 - 11
Bagi orang percaya, panggilan dan pilihan telah dikaruniakan Tuhan Allah sejak awal penciptaan. Manusia "panggilan" ( diciptakan ) dan dipilih dari antara ciptaan lain untuk berkuasa atas ciptaa-Nya. Inipun berlanjut ketika umat Israel dipanggil dan dipilih menjadi milik kesayangan-Nya ( Ulangan 7:6-9) untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain. Demikian pun gereja dipanggil dan dipilih Allah supaya memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, keluar dari kegelapan kepada teranya-Nya yang ajaib (1 Petrus 2:9).
Panggilan dan pilihan Allah tidak boleh diterima dangan pasif ataupun bermasa bodoh. Firman Tuhan mendorong kita supaya bersunggu-sungguh, agar panggilan dan pilihan kita semakin teguh hingga tidak tersandung.
Sebagai keluarga Kristen, mari kita perteguh panggilan dan pilihan Allah bagi kita melalui rajin berdoa, membaca firman dan rajin beribadah pada-Nya. Selain kita tidak akan tersandung dalama perjalanan hidup, kita juga akan menerima hak penuh untuk memasuki kerajaan kekal, yaitu kerajaan Tuhan dan juruselamat kita, Yesus Kristus. Ini berarti, pada akhirnya, kita akan hidup dan tinggal bersama Dia dalam kerajaan-Nya untuk selama-lamanya. Amin
Doa : Tuhan, terima kasih untuk panggilan dan pilihan-Mu bagi kami Tulung teguhkanlah itu dalam hidup kami. Dan tuntun kami agar tidak tersesat untuk hidup bersama dengan Engkau. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin
Tangan TUHAN Sedang Merenda
Siapa bilang Tuhan butuh bantuan kita untuk membawa kita sampai pada tujuan akhir dan hidup maksimal? Yang Tuhan butuhkan dari kita hanyalah kesediaan dan kerelaan kita untuk setia dan bertahan dalam proses yang sedang Ia lakukan dalam hidup kita. Tuhan ingin kita menjalani setiap kehidupan kita dengan ketabahan, tidak mudah mengeluh, merengek-rengek minta ini minta itu, dan tidak rewel.Kadang kita sering berfikir, menganggap Tuhan tidak mengasihi kita sehingga kita harus menjalani masa-masa sulit, harus hidup dengan penderitaan. Kadang kita berpikir Tuhan itu tidak adil, teman-teman kita terlihat hidupnya enak-enak saja. Sedangkan kita hidup dipenuhi lika-liku masalah. Masalah satu belum selesai, sudah menanti masalah yang lain. Dan kadang kita menganggap Tuhan menganak tirikan kita dengan banyaknya masalah yang harus kita tanggung.
Sering juga kita mencari jalan pintas dari setiap masalah kita, apapun dilakukan asal dapat hidup enak. Perlu kita ketahui, jalan pintas tidak akan pernah berhasil menghantarkan kita ke dalam tingkat maksimal hidup. Jadi jangan pernah berfikir untuk mencari jalan pintas, jalan mudah.
Saat ini Tuhan sedang merenda hidup kita. Dibalik masalah dan kesulitan kita, Tuhan sedang merenda dan menenun kita menjadi orang yang bermental lebih kuat, lebih tangguh dan lebih berkualitas. Tuhan tidak pernah memberi masalah diluar kemampuan kita, dan jika kita dapat menyelesaikkannya keimanan kita akan naik 1 level dari sebelumnya. Dengan banyaknya masalah yang kita hadapi, percayalah Tuhan merenda kita menjadi orang yang jauh lebih baik lagi.
Kita tidak perlu membantu Tuhan, kita hanya perlu belajar mencintai setiap proses kehidupan kita, lengkap dengan segudang duka, penderitaan dan masalah. Percaya saja, Tuhan sudah mengatur semuanya. Tangan Tuhan sedang merenda suatu karya yang indah mulia
Renungan
Gembala yang Baik…
Bacaan: Lukas 15:1-7
Kemarin aku mengikuti kebaktian anak di gereja. Hari itu tidak seperti biasanya. Yang datang bukan hanya teman-teman sekolah mingguku. Teman-teman lain dari gereja lain juga datang.
Acara minggu itu istimewa sekali. Ruang gereja dihias penuh dengan balon dan kertas warna. Guru-guruku yang biasanya tampil manis kali ini tampil beda, lebih rapi. Banyak sekali pujian yang dinyanyikan. Aku juga senang banyak lagu pujian yang dinyanyikan.
Saat firman Tuhan yang bercerita juga beda. Oh ternyata dia dari gereja lain juga. Dia menyampaikan firman Tuhan tentang seorang gembala yang punya 100 domba. Salah satu dombanya hilang. Gembala itu tidak tenang. Dia pergi mencari satu dombanya yang hilang itu. Wah ternyata ada di bibir jurang. Dengan perjuangan si gembala mengambil dombanya yang hampir jatuh itu. Berhasil. Domba itu digendongnya pulang. Si gembala pun senang sekali.
Ternyata, aku baru sadar. Domba yang hilang itu adalah aku. Sejak lahir aku sudah berdosa dan hilang keselamatan. Tetapi Yesus, Gembalaku menyelamatkan aku. Dia mati di kayu salib, menderita untuk menebus dosaku.
Hari itu aku sadar, aku harus mengaku dengan mulut dan hatiku bahwa Yesus adalah Juruselamatku. Walaupun dari lahir aku Kristen, tetapi aku belum selamat. Aku harus menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatku dulu baru aku selamat.
Terima kasih Tuhan Yesus, hari ini aku menerima-Mu sebagai Tuhan dan Juruselamat hidupku. Terima kasih Gembalaku, karena sudah mencari, menemukanku, dan membawa ku pulang.
“Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.” (Roma 10:9)"™∞