Kemarahan atas Prilaku Demokrasi yang Keliru

Markus 10 : 41

Di alam demokrasi sekarang ini, meskipun setiap orang diberi kebebasan, kemerdekaan dan berdaulat antara lain untuk berpendapat dan mengajuhkan permintaan, namun ketika maksud itu sudah mengada-ada, keliru, salah arah atau salah kapra, tentu saja membuat orang yang mendengar tidak sedang bahkan marah. Tanggapan itupun tidak beda dengan tindakan berdemokrasi tak terkendali, sehingga orang katakana “Demokrasi kebablasan “. Kondisi itupun muncul dalam tanggapan kesepuluh murid-murid yesus menurut pembacaan alkitab kita hari ini. Mereka marah ketika mendengar permintaan teman mereka Yakobus dan Yohanes, untuk duduk dan memerintah, berkuasa bersama yesus yaitu yang satu di sebelah kanan dan yang satu disebelah kiri (ay. 37). Meski permintaaan itu didorong oleh keinginan ibu Yakobus dan Yohanes (bnd. Matius 20:20), namun ketika permintaan keduanya sudah mengada-ada, keliru, salah kapra atau salah arah dengan maksud sesungguhnya dari makna kehadiran Kerajaan dalam Yesus Kristus, maka jelas pandangan itu sudah mencemarkan komunitas mereka, sebagai sesame murid-murid yesus.

Belajar dari pengalaman itu, maka kita sebagai anggota dalam satu komunitas keluarga, hendaknya terlebih dahulu menimbang-nimbang apa yang menjadi permintaan kita. Meskipun masing-masing kita diberikan kebebasan untuk berpendapat, karena memang demikian seharusnya setiap orang dalam memaknai demokrasi sekarang ini, namun pertimbangan itu penting dilakukan, yaitu bersumber dari hati yang dipimpin oleh kehendak Allah dan bukan bersumber dari otak menurut pengetahuan dunia, yang pada akhirnya bermuara pada pikiran dan perkataan yang keliru. Amin

Doa : Ya Tuhan, ampunilah kami sebab tidak jarang permintaan kami sebagai anggota keluraga keliru dan salah arah, sehingga menyebabkan kemarahan diantara sesame anggota dalam kehidupan berkeluarga kami. Meskipun kami diberi kebebasan untuk berpendapat, namun untuk menghindari perpecahan dan kemarahan ini  doa kami. Amin




Leave a Reply.