TEMA BULANAN : “Berdemokrasi dalam kemenangan Kristus”

TEMA MINGGUAN : “Kuasa kebangkitan Kristus yang menyelamatkan

Bahan Alkitab : Mazmur 118:13-18; 1 Korintus 15:12-18

ALASAN PEMILIHAN TEMA

Bagi orang yang berpikir rasional, fakta kebangkitan adalah berita omong kosong. Sulitnya kaum rasional menerima fakta kebangkitan juga disebabkan karena bicara kebangkitan berarti bicara soal kehidupan sesudah kematian. Karena itu, munculnya sikap skeptik (ragu) perihal Kebang-kitan Kristus tidak dapat dihindari. Keraguan terhadap nilai dan makna dari kebangkitan merupakan pertanda munculnya sikap yang “mempertanyakan” elemen penting dari iman (keyakinan) selaku gereja / orang Kristen yait u “Kebangkitan Kristus” atau “kuasa kebangkitan Kristus yang menyelamat-kan”. Hal ini juga menjadi pertanda munculnya sikap “kurang-percaya” terhadap daya cipta Allah  yang berkuasa atas hidup dan mati setiap mahkluk. Persoalan ini hendak dijawab oleh rasul Paulus karena soal keyakinan Kristen tidak dapat tidak harus berhadapan dengan pertanyaan esensial menyangkut Kebangkitan dari kematian. Rasul Paulus menegaskan bahwa tanpa kebangkitan Kristus maka sia-sialah iman kita, hal ini menunjukkan bahwa topik ini merupakan tema sentral demi tersebarnya Injil ke seluruh bumi. Akan tetapi, tidak dapat dihindari bahwa tema itu rentan digugat dan dicemooh.

Apabila kita membaca kitab Mazmur, kita akan mendapat cerita-cerita pengalaman yang sangat manusiawi yang dialami oleh seorang anak manusia yang sedang berziarah di bumi. Pemazmur menonjolkan sisi manusia yang rentan terjerem-bab dalam kebinasaan dan rawan dipermainkan oleh nasib malang apabila ia mengandalkan dirinya sendiri dalam keangkuhan. Allah ditegaskan sebagai penolong satu-satunya sehingga manusia tidak boleh mengandalkan dirinya, kekayaannya, pengawalnya, dan orang kaya yang dianggap-nya kuat. Karena dengan seketika saja Allah membuat segala pegangannya itu ditiup angin sehingga lenyap tak berbekas. Inilah yang melatarbelakangi pemilihan tema di atas.

PEMBAHASAN TEMATIS

Pembahasan Teks Alkitab(Exegese)

Rasul Paulus dalam teks Alkitab ini mengulas pokok persoalan yaitu “orang-orang di Korintus ada yang tidak percaya dengan kebangkitan orang mati” (ayat 12). Sikap tidak percaya ini akibat dari ketidakmampuan akal mereka untuk membayangkan tubuh jasmani manusia dapat dimung-kinkan untuk terus terpelihara sesudah kematian (lihat ayat 35). Hal ini berakar dari pandangan orang Yunani tentang manusia (antropologi) yang menganggap raga/materi tidak bernilai sama sekali. Keselamatan jiwalah yang utama. Kebangkitan tubuh ini diulas lebih lanjut oleh rasul Paulus dalam ayat 35-38 di mana ia membedakan antara tubuh alamiah dan tubuh rohaniah. Rasul Paulus berusaha keras untuk meyakinkan jemaat di Korintus bahwa materi (raga) dan non-materi (jiwa) merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Rasul Paulus menggunakan argumen retoris (yang tidak memerlukan jawaban)  untuk membela pandangannya bahwa “jika orang mati tidak dibangkitkan maka Kristus juga tidak dibangkitkan.” Dasar dari argumen ini sebenarnya tidak kuat karena itu mengingat pemberitaan tentang salib dan kebangkitan Kristus dianggap kebodohan oleh orang Yunani yang rasional dan terpesona pada pengejaran hikmat (lihat 1 Kor 1:18 – 2:5). Mengapa Paulus begitu bersemangat memberitakan kebangkitan tubuh dan kebangkitan Kristus? Pengalaman rasul Paulus ketika dia berjumpa dengan Kristus yang bangkit (Kisah Para Rasul 9) telah membentuk pola pemahaman baru yang memandang bahwa Kristus sungguh-sungguh hidup. Kuasa kebangkitan Kristus telah menyelamatkan Paulus dan mengarahkan dirinya untuk menjadi pewarta kebangkitan-Nya. Oleh karena Kristus hidup maka sudah sepatutnyalah umat yang percaya kepada-Nya bersyukur karena “Dia adalah keselamatan dan kekuatan umat percaya.” Kuasa kebangkitan Kristus menyelamatkan semua orang percaya.

Pemazmur, jauh sebelum Kristus berkarya di bumi memaklumkan akan kedahsyatan Tuhan yang memiliki kekuatan untuk memelihara kehidupan orang percaya dan menghindarkan mereka dari maut. Keselamatan datangnya dari Allah. Allah yang disembah dan dimuliakan yang kemudian mengutus Yesus Kristus ke dunia untuk menyata-kan diri secara langsung kepada segenap ciptaan-Nya menunjukkan bahwa Ia sendiri peduli sehingga Ia mengambil rupa seorang hamba untuk menyatakan bahwa keselamatan dari Allah dekat dan tidak pernah terlambat. Tuhan sendirilah yang datang, Tuhan sendirilah yang berkarya, karena kalau bukan Dia maka manusia tidak ada yang akan diselamatkan dari kuasa dosa. Mazmur 118:13-18 memberi kesaksian tentang perbuatan Tuhan yang telah menyelamatkan dirinya. Kesaksian ini yang adalah kesaksian personal sifatnya kemudian dipakai sebagai pengakuan komunal di dalam Bait Allah untuk menyatakan keagungan dan kemuliaan Tuhan yang menghindarkan umat yang percaya dari maut. Hidup merupakan realitas yang diperoleh semua orang yang percaya kepada Tuhan. Tuhan menghadiahi hidup kepada pemazmur yang tetap teguh berpegang pada Tuhan meskipun ia sudah “ditolak dengan hebat sampai jatuh.” Perbuatan Tuhan terhadap pemazmur dapat disejajarkan dengan peristiwa Tuhan membangkitkan Kristus dari kematian. Hal ini menjadi pertanda bahwa kebangkitan dan hidup disediakan bagi semua orang yang percaya. Kematian/maut adalah suatu yang “pasti” dialami oleh manusia tetapi “keselamatan” dan “hidup” sesudah kematian adalah “jaminan” bagi semua orang yang percaya dan yang berharap pada Tuhan.

Makna dan Implikasi Firman

Sekarang ini, sains dan teknologi sudah sangat maju sehingga mitos-mitos yang telah hidup selama ribuan tahun berusaha dibongkar dan dicari penjelasan logisnya. Segala sesuatu yang mengandung unsur-unsur yang meragukan dicap sebagai omong kosong dan tidak bernilai. Selain itu, sains telah berhasil menjelaskan secara lebih teliti proses terjadinya alam semesta serta seluruh penghuni bumi. Hampir semua hal dapat dijelaskan dengan baik sehingga zaman ini bukan zaman bagi mitos-mitos. Kita kemudian bertanya apa jadinya dengan “iman” kita yang fondasinya adalah “Kebangkitan Kristus”? Kita yang beriman tentu tidak meragukan “Daya Cipta” Allah yang Maha dahsyat terkait “membangkitkan orang dari kematian”. Akan tetapi seiring dengan zaman yang terus berubah, kita juga  harus mengakui kekuatan sains (manusia) dalam menjelaskan proses-proses yang terjadi di dunia tanpa harus mengesampingkan ke- YAKIN-an kita bahwa Allah berkuasa atas pengetahuan manusia. Problem yang kita hadapi di masa kini semakin sukar terkait dengan hidup beriman ketika kita diminta untuk membuktikan pokok iman kita kepada orang yang meng-gugatnya. Sains seakan-akan telah memukul kalah secara telak iman orang percaya kepada Kristus melalui penye-lidikan-penyelidikan rasional dan logis yang mereka lakukan. Namun, hal itu tidak berarti bahwa iman kita tidak rasional dan tidak masuk akal karena justru rasionalitas dan kemasuk akalan iman kita didasarkan pada sumber yang melampaui rasionalitas sains dan akal manusia yaitu Allah. Rasul Paulus dan Pemazmur mengekspresikan imannya akan daya cipta Allah karena Tuhan adalah Pencipta segala sesuatu. Kebangkitan dan hidup bukanlah hal sukar bagi Tuhan karena Dia yang memrakarsai segala sesuatu di seluruh alam semesta ciptaan-Nya. Allah adalah sosok satu-satunya yang dapat meluputkan manusia dari maut.

Dunia tempat gereja hadir merupakan tempat yang isinya bervariasi. Suka-duka, tawa-air mata, gembira-sedih, dan segala paradoks hidup manusia hadir menjadi warna dalam keseharian. Hari ini kita melihat berita sukacita, besok memilukan dst. Orang saleh dan orang salah mengalami hal yang sama. Orang benar dan orang tidak-benar mengalami perputaran waktu yang mirip. Namun apa yang membuat mereka berbeda?Orang saleh dan benar walaupun mengalami kematian akan memperoleh hidup yang kekal, namun tidak demikian bagi orang salah dan tidak-benar, mereka akan memperoleh kebinasaan kekal. Gereja dipanggil untuk mem-praktekkan hidup sebagai orang yang telah diselamatkan oleh kuasa kebangkitan Kristus yaitu menghidupi hidup ini dengan penuh semangat, sukacita, syukur, dan hormat kepada Tuhan dan itu terwujud dalam prilaku yang mencintai dan peduli terhadap sesama dan segenap ciptaan. Mensyukuri setiap hal sambil terus memperbaiki diri untuk tidak tergelincir pada persoalan yang membelenggu imannya. Gereja dipanggil untuk membangun dan menjadi batu penjuru yang menjadi petunjuk arah hidup umat manusia di dunia. Gereja dipanggil untuk menyatakan keselamatan Allah yang selalu tersedia bagi siapa saja karena Kristus adalah Juruselamat dunia. 

PERTANYAAN DISKUSI

  1. Apa yang saudara pahami tentang “ kebangkitan kita” menurut Paulus dalam Bacaan Alkitab ini?
  2. Apakah arti “kebangkitan” bagi saudara? Menurut saudara, apakah pemikiran rasional saudara dapat diselaraskan dengan iman yang irasional?
  3. Apakah arti “menjadi pengikut Kristus” bagi saudara? Sudahkah karya-karya saudara mencerminkan jati diri sebagai pengikut Kristus? Sebutkan contoh-contoh.
 

NAS PEMBIMBING :  1 Korintus 15:55-57

POKOK-POKOK DOA

  1. Umat Tuhan yang merayakan Paskah
  2. Kesaksian Gereja tentang kebangkitan Yesus yang menyelamatkan.
  3. Pergumulan Gereja dalam melaksanakan panggilan pelayanan.
  4. Perwujudan berita kebangkitan dalam kehidupan sehari-hari
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI HARI RAYA PASKAH 1

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

Pembukaan: KJ No. 202 397

Sesudah nas pembimbing: KJ.No 194

Pengakuan Dosa & Berita Anugerah Allah: NNBT No. 11

Ses ajakan untuk mati &bangkit dengan Kristus:NNBT No. 9

Persembahan: KJ No. 340

Penutup:  KJ.No 397

 

ATRIBUT YANG DIGUNAKAN :

Warna dasar putih dengan simbol salib berwarna kuning dan setangkai bunga bakung yang sedang mekar.

< PrevNext >Info Bidang Data dan Informasi Ingin Publikasi informasi kegiatan jemaat/wilayah atau kegiatan apa saja tentang GMIM di website sinodegmim.org ?
Silakan Hubungi Bidang Data dan Informasi 

Email: [email protected]
Facebook : sinodegmim
Twitter : @Sinode_GMIM

Telp : (0431) 352123




Leave a Reply.