MTPJ 16 - 22 Maret 2014
TEMA BULANAN : “Berdemokrasi Dalam Penderitaan Kristiani”
TEMA MINGGUAN : “Terpanggil Untuk Menderita Bersama Kristus
Bahan Alkitab : Daniel 3 : 13 – 18; Markus 8 : 31 - 34

ALASAN PEMILIHAN TEMA

Pada hakekatnya manusia merindukan kebahagiaan dalam hidupnya. Jika ditanya masing-masing peribadi, tentunya tidak ada manusia yang mengimpikan penderitaan dalam hidupnya. Persepsi umum tetntang pendritaan tidak memandang adanya sisi positif, bahkan pendritaan itu ialah hal yang sangat dihindari oleh manusia. Disisi lain manusia yang jatuh dalam stigma negatif terhadap penderitaan akhirnya menghalalkan segala cara untuk menghindari penderitaan.

Kacau, jelek, buruk, jahat, semua kata sifat itu menandai yang “tidak baik”. Bahasa Ibrani ra, Yunani: kakov, latin: malum, dan Inggris: evil. Istilah itu mencakup ketidakbaikan yang disebabkan oleh kuasa alam dan oleh masing-masing orang atau masyarakat, berdasarkan kenyataan bahwa asal setiap ketidakbaikan itu sulit ditentukan dan sering mempunyai berbagai macam sebab. Perngertian atas melahirkan apa yang disebut dengan penderitaan.

Penderitaan dalam suatu siklus kehidupan merupakan suatu yang umum, siapa manusia di dunia ini tidak pernah mendapat penderitaan ? tentu saja standar deritanya berbeda untuk tiap orang, begitu juga masa penyelesaianya dan kahir cerita selesainya. Penderitaan dikategorikan sebagai hal negative yang hanya membuat hidup dan jiwa kita susah, demikian sebagian besar orang memakainya. Tapi sebagian orang juga beranggapan penderitaan itu hal biasa. Tegasnya, setiap pengikut Kristus terpanggil untuk memikul salib atau terpanggil untuk menderita bersama Kristus kenyataan, ada orang Kristen yang tidak siap untuk menderita walaupun faktanya pendertiaan itu memang ada dan merupakan satu-satunya masalah terbesar bagi iman Kristen.

PEMBAHASAN TEMATIS

Pembahasan Teks Alkitab(Exegese)

Kita Daniel bersisikan penglihatan atau wahyu dan mimpi tentang kejadian masa mendatang berdasarkan kejadian masa lampu, yang pengungkapannya sering menggunakan bahasa “sandi” atau “kode”. Daniel berarti “Allah adalah Mahakuasa”, ia dinyatakan selaku “yang dikasihi” Allah (Dan 9:23;10:11,19). Seorang keturunan raja Yehuda, yang atas perintah raja Nebukadnezar dari kerajaan Babilonia, di bawa ke dalam istana raja bersama teman-teman untuk dilatih/dididik menjadi pelayan raja (Dan 1:1-21). Ia dan teman-temannya disebut sebagai kelompok orang-orang bijaksana (kaum intelektual). Tugas mereka antara lain untuk menjelaskan kejadian-kejadian aneh dan istimewa serta memecahkan masalah-masalah hukum dan politik.

Daniel 3 : 13 – 18 merupakan bagian yang tak terpisahkan dan Daniel 3:1-30 yang menceritakan tentang kesetiaan teman-teman Daniel, yakni Sadrakh, Mesakh dan Abednego ketika diperhadapkan pada peperangan iman untuk memilih: menyembah patung emas (patung raja Nebukadnezar) atau memilih untuk tetap beriman (menyembah) pada Allah. Mereka diperhadapkan pada pilihan yang sulit, pilihan hidup atau mati.

Ketika mereka dihadapkan pada raja dengan sangat marah Nebukadnezar bertanya, apakah benar kalian tidak memuja dan menyembah patung emas yang kudirikan itu? Sebuah diklarifikasi atas laporan yang ia terima, maka ia menawarkan; bersediakah mereka menyembah patung, jika tidak hukumanna di bakar hidup-hidup. Dan ia menegaskan dalam kesombongannya bahwa tidak ada dewa yang dapat melepaskan mereka dari kuasanya. Ia berpikir kekuasaanya mutlak dan menetukan hidup mati manusia padahal pernyataan itu menghina Allah sebagai Pemilik Kekuasaan. Mereka katakana tidak ada gunanya tawaran itu, jawaban yang menunjukan komitment penuh.

Maka dengan bijaksana mereka serahkan ujian iman ini kepada Allah dan kehendak-Nya, denan mengatakan: “jika Allah yang kami punya sanggup melepaskan kami, maka ia akan melepaskan kami dari perapi-apian yang menyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.”

Jawaban dan pilihan yang luar biasa, setia pada Allah; pilihan yang tidak popular, dan ya konyol kedengarannya. Tapi itulah keputusan iman yang siap menderita bersama Allah, mereka memutuskan seperti itu karena iman mereka kokoh, tangguh, yang tak akan pernah menyerah terhadap tawaran keselamatan dari manusia, kekuasaan, jabatan dan materi serta segala kemewahan dengan mengkhianati iman pada Allah sekalipun harus mati. Mereka tahu dan yakin bahwa hidup atau mati mereka tetap milik Allah.

Markus 8:31-34, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari ayat-ayat sebelumnya yang memberikan gambaran umum tentang Mesias. Kemudian Yesus menghubungkan kemesiasan dengan penderitaan dan kematian, sebetulnya Ia sedang membuat pernyataan-pernyataan yang luar biasa dan sulit dipahami oleh murid-murid-Nya. Dimana dengan terus terang Ia mengatakan bahwa Anak Manusia harus (Yun. dei, keharusan karena keputusan ilahi) menanggung banyak penderitaan, ditolak lalu dibunuh tetapi akan bangkit pada hari yang ketiga. Hal ini memberi arti bahwa Tuhan Yesus memahami arti pengutusan-Nya, visi dan misi-Nya untuk dunia dan manusia sebagaimana yang ditugaskan oleh Allah kepada-Nya (band Kis 4:28). Tapi petrus salah satu murid yang cerdas beraksi menolak dan tak bisa menerima apa yang Yesus katakana. Ini menunjukan bahwa Petrus tidak bisa menerima kenyataan dari pendertiaan akibat kesetiaan. Sebab para murid memiliki pemikiran tentang Mesias sebagai seorang penakluk, pahlawan dan Juruselamat, lalu kini mereka diperhadapkan dengan gagasan yang mengejutkan. Maka tak heran Petrus memprotes Yesus dengan keras.

Reaksi Petrus di tanggapi Yesus dengan memarahinya, sebab kata-katanya sungguh merupakan pencobaan yang menyerang Yesus. Maka ia mengatakan : “Enyalah Iblis”, sebab maksud baik petrus tidak bersifat rohani (kehendak Allah) dan itu menjadi alat iblis. Petrus sebagai murid seharusnya taat pada kehendak ilahi dan menjadi sesuai secara sempurna dengan kasud ilahi, karena ia tidak memikirkan apa yang dipikirkan Allah melainkan apa yang dipikirkan manusia.;

Dengan demikian Yesus katakana, siapa yang ingin mengikutinya harus menyangkal diri dan memikul salib. Ini menegaskan bahwa mengikut Yesus jangan memikirkan kesenangan manusia, mengikut ego dan tawaran dunia, tapi siap untuk menderita bahkan siap mati karena iman. Jalan Yesus bukanlah melulu menawarkan kedamaian tapi kemuliaan di kehidupan masa depan. Yesus tak berusaha memikat orang dengan menawarkan jalan yang mudah, ia berusaha menantang mereka, membangkitkan semangat yang sedang tidur, dengan menawarkan jalan yang tinggi dan lebih sulit, tujuannya membentuk manusia menjadi mulia dan setia. Sebab jalan ini ia telah lalui dan memperlihatkan ketaatan-Nya dalam menghadapi pendertiaan.

Makna dan Implikasi Firman

Penderitaan memiliki kenunikan dan kekhasan tersendiri bagi orang Kristen yang setia dan beriman yang teguh pada Yesus Kristus. Inilah yang ditunjukkan oleh teman-teman Daniel, yakni Sadrakh, Mesakh, dan Abednego sekalipun api menjadi akhir dari pilihan mereka, tidak menggoyahkan iman mereka pada Allah karena percaya dan menggantukan hidup pada Sang Pemilik Kehidupan.  Iman memenangkan mereka dari penderitaan dan kematian. Kesimpulannya, pendertiaan ternyata merupakan jalan kelepasan dan pembebasan. Inilah yang ditawarkan Yesus pada orang banyak dan murid-murid-Nya, mengikutinya harus menyangkal diri dan memikul salib karena setiap pengikut-Nya terpanggil untuk menderita bersama-Nya karena itulah jalan keselamatan untuk saat ini dan masa depan. Siapakah kita menderita karena iman pada Yesus walaupun harus menempuh jalan sengsara ?

PERTANYAAN DISKUSI

  1. 1.Apa alasan sehingga Sadrakh, Mesakh dan Abednego memilih untuk menyembah Allah ?
  2. 2.Mengapa Yesus katakana untuk mengikuti-Nya atau menjadi murid-Nya harus menyangkal diri dan memikul salib ?
  3. 3.Berikan tanggapan mengenai penderitaan-penderitaan yang dialami orang percaya dan orang-orang yang tidak percaya !
NAS PEMBIMBING :  Filipi 1 : 29

POKOK-POKOK DOA

-          Pelsus dan Pelayan teguh dalam menghadapi tantangan dan penderitaan

-          Roh Kudus tetap memberi kekuatan dan keberanian kepada para Pelayan Tuhan dalam menghadapi berbagai tantangan !

-          Orang percaya diteguhkan untuk turut mendertia bersama Kristus.

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU SENGSARA II

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

-          Nyanian Masuk : KJ. No. 144a

-          Sesuda Nas Pembimbing : KJ. No. 157

-          Pengakuan Dosa : Bukan dengan Barang Fana

-          Berita Anugerah : KJ. No. 440: 1,2

-          Ajakan Mengikuti Yesus di jalan Sengsara : KJ. No. 158

-          Persembahan : KJ. No. 394

-          Nyanyian Tekad : KJ. No. 462s

ATRIBUT YANG DIGUNAKAN :

Warna Dasar Ungu dengan Simbol XP (Khi-Roh), cawan pembasuhan, salib dan mahkota duri.

Next >Info Bidang Data dan Informasi Ingin Publikasi informasi kegiatan jemaat/wilayah atau kegiatan apa saja tentang GMIM di website sinodegmim.org ?
Silakan Hubungi Bidang Data dan Informasi 

Email: [email protected]
Facebook : sinodegmim
Twitter : @Sinode_GMIM

Telp : (0431) 352123

 
MTPJ 23 Februari - 1 Maret 2014 | | TEMA BULANAN : “Keadilan Allah”

TEMA MINGGUAN : “Hukuman Yang Berkeadilan
Bahan Alkitab : 1 Raja-raja 3 : 16 – 28; Efesus 5 : 8 - 11

ALASAN PEMILIHAN TEMA

Keadilan adalah wujud nyata dari kasih setia Tuhan bagi ciptaan-Nya. Dalam kehidupan nyata umat, kadang sulit menerima tindakan keadilan yang sesungguhnya. Tidak heran jika dikatakan orang bahwa hukuman dunia keadilan dapat saja diperjualbelikan. Misalnya orang dimenangkan dalam sebuah perkara hukum dipengadilan, bahkan karena dia dipihak benar tetapi ada rekayasa hukum dimana yang benar disalahkan dan yang tidak benar/salah dibenarkan. Itulah sebabnya ada orang pencari kebenaran yang pesimis untuk mendapatkan apa yang pada hakekatnya adalah benar. Tetapi yang namanya hikmat Allah pasti menghadirkan keputusan yang adil.

Di dunia yang makin modern orang pesimis dengan kebenaran yang sesungguhnya. Keadaan seperti ini sering membuat orang memandang hidup adalah sesuatu kebetulan, menjadi apatis dengan kesuksesan dan masa bodoh untuk berjuang mendapatkan kemenangan. Maka terjadilah, orang hidup dengan cara berspekulasi. Untuk itu perlu proses pemahaman tentang hukum yang sebenar-benarnya yang pada akhirnya membuahkan keadilan dan kebenaran. Hal ini harus dibarengi dengan upaya pemahaman tentang firman yang sesungguhnya. Sehingga umat kembali pada kepercayaan yang hakiki, yakni pada Tuhan yang menyelamatkan.

PEMBAHASAN TEMATIS

Pembahasan Teks Alkitab(Exegese)

Bagian Alkitab ini adalah kisah yang paling menarik di zaman Raja Salomo yang diberi hikmat Allah berdasarkan permintaanya. Salomo dalam kemegahannya merupakan tohok penting dalam sejarah karena dialah raja terakhir dari kerajaan Israel Raya.

Hikmat dan kebijaksanaan yang dimilikinya adalah pemberian Allah bagi sang raja yang setia dan taat bahkan yang sungguh-sungguh peduli pada rakyat yang mengalami persoalan yang pelik. Kesanggupan yang luar biasa yang dimilikinya untuk menjalankan pemerintahan dengan menempatkan hukum dan keadilan membuat orang takjub. Cuplikan cerita dari dua orang perempuan yang menuntut keadilan dari raja Salomo dengan memperebutkan seorang anak adalah bukti kearifan Salomo yang memperoleh hikmat dari Tuhan berdasarkan janji-Nya (1 Raja-Raja 3:7). Salomo sadar bahwa memimpin bangsa yang besar selalu diperhadapkan dengan berbagai konflik yang perlu diselesaikan. Maka takut akan Tuhan merupakan pilihan yang harus selalu menjadi perinsip dan sikap yang tidak boleh diabaikan dalam upaya menegakkan hukum dan keadilan.

Bagi orang Israel hikmat adalah kemampuan untuk memahami pikiran dan maksud manusia agar dapat melihat keadilan Allah yang sedang diwujudkan. Jadi sikap Salomo yang berdasarkan pada hikmat Allah dan bagian dari kelengkapan diri sebagai raja yang harus berhadpan dengan rakyat yang diayomoinya. Karena untuk menegakkan kebenaran dan keadilan, maka dibutuhkan aturan-aturan yang mengikat. Akant tetapi peraturan belumlah cukup tanap disertai hikmat Allah. Salomo adalah figure pemeritnah yang mengedepankan hukum yang berkeadilan. Perilaku seperti inilah yang perlu dijadikan teladan bagi semua pemimpin tidak terkecuali pemimpin Gereja.

Paulus dalam Efesus 5 : 8 -11 memberi pemahaman tentang konsekwensi sebagai anak-anak terang yang telah keluar dari kegelapan dank arena itu berbuahkan kebaikan, keadilan dan kebenara. Suatu refleksi tentang pelaksanaan amatan bagi para penurut-penurut Allah yang wajib melaksanakan hukum kasih sebagaimana tindakan Kristus yang mendahului perbuatan manusia.

Demikian pula dipahami sebagai anak-anak terang yang sudah diselamatkan berkewajiban menaggalkan rupa-rupa kecemaran dan keserakahan sebagai orang-orang yang telah dikuduskan (Efesus 5:3) sekaligus menghindari bentuk-bentuk perilaku yang tidak bermoral supaya tidak sesat dan tidak menyesatkan orang. Sebab dalam hikmat Allah segala yang baik diberlakukan agar kebenaran dan keadilan tetap dimiliki sebagai berkat Tuhan.

Makna dan Implikasi Firman

Tingkah laku umat Tuhan dimasa lampau menjadi pembelajaran bagi Gereja dimasa kini. Bahwa konsekwensi bagi orang percaya adalah taat sepenuhnya kepada Tuhan sebagai pemilik kehidupan ini.

Salomo sebagai raja dan sebagai pemimpin yang luar biasa di masa itu. Ia diberikan kecerdasan hikmat dan kemampuan dari Tuhan untuk menyelenggarakan pemerintahan, karena ia takut akan Tuhan. sehingga ia boleh menegakkakn kebenaran dan keadilan serta memperoleh kesuksesan sebagai seorang pemimpin.

Permintaanya kepada Tuhan agar dapat menimbang perkara orang banyak dibuktikan dengan keseriusannya menyelesaikan masalah bangsanya. Salomo dikagumi semua bangsa karena kesanggupanya melampaui raja-raja sebelum dan sesudahnya. Ini adalah merupakan perwujudan kasi Tuhan kepada Salomo (1Raja-Raja 3:12).

Kepemimpinan yang arif dan bijaksana mendatangkan keadilan dan kebenaran. Hal ini hanya dapat terjadi bila dilandasi pada kasih yang tidak berpihak.

Sekalipun Salomo merupakan sosok penting dalam sejarah melalui keberhasilannya namun ada gambaran yang lebih besar dari figure salomo sebagai tokoh Perjanjian Lama, ia melambangkan Kristus yang akan datang memerintah dimuka bumi kelak. Salomo menjadi lambang Kristus yang memerintah di “masa yang telah genap, yakni apabila Kristus kelak memerintah dalam negeri Yerusalem yang baru yang turun dari Allah yang di sorga” (Yesaya 11:9).

Kesadaran umat dewasa ini tentang hukum yang berkeadilan ternyata sangatlah terbatas dan lemah disebabkan :

  1. 1.Masih banyak pemimpin yang lebih suka sewenang-wenang dalam perilakunya.
  2. 2.Bahkan dewasa ini masyarakat dipertontonkan dengan berbagai perilaku penyimpangan korupsi yang luar bisa dan sering sulit diselesaikan (kasus Hambalang, Century dll).
  3. 3.Berbagai bentuk kekerasan oleh organisasi kemasyarakatan. Terjadi pembiaran oleh pemerintah bahkan aparat terkesan enggan untuk menindakinya.
Maka figure Salomo adalah pilihan tepat sebagai seorang pemimpin dan penguasa yang arif, takut akan Tuhan, sebagai anak terang yang bertindak menyelamatkan umat dengan kebenaran dan keadilan.

PERTANYAAN DISKUSI

  1. 1.Salomo dikenal sebagai pemimpin yang adil dan bijaksana. Tindakan apa saja yang telah dilakukannya menurut teks?
  2. 2.Apakah yang menyebakan orang percaya melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kebenaran dan keadilan ?
  3. 3.Apa pendapat saudara dengan tindakan-tindakan penyimpangan yang dilakukan oleh pemimpin Gereja ?
NAS PEMBIMBING :  Amsal 4 : 18

POKOK-POKOK DOA

-           Mendoakan para pemimpin bangsa yang melakukan tindakan kesewenang-wenangan terhadap masyarakat.

-          Mendoakan agar para pemimpin Gereja dan masyarakat agar menjadi pemimpin yang mengedepankan kebenaran dan keadilan dan bertindak membela yang lemah dan terpinggirkan.

-          Mendoakan pelaksanaan pemilihan pemimpin GMIM ditaraf sinode.

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK VI

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

-          Persiapan : NNBT No. 3

-          Sesudah Doa Pembukaan : NNBT No. 3

-          Pengakuan Dosa : NNBT No.10

-          Berita Anugerah : NNBT No.9

-          Sesudah Baca Firman : KJ No. 53

-          Persembahan :  NNBT No. 20

-          Nyanyian Penutup : NNBT No. 43

ATRIBUT YANG DIGUNAKAN :

Warna dasar hijau dengan symbol salib dan perahu di atas gelombang.

Next >Info Bidang Data dan Informasi Ingin Publikasi informasi kegiatan jemaat/wilayah atau kegiatan apa saja tentang GMIM di website sinodegmim.org ?
Silakan Hubungi Bidang Data dan Informasi 

Email: [email protected]
Facebook : sinodegmim
Twitter : @Sinode_GMIM

Telp : (0431) 352123

 
Sikap Menghadapi Pertikaian

1 Raja-raja 3 : 22- 25

Pengalaman menjalani kehidupan ini sering berbeda satu sama lain. Dalam kehidupan yang keras dengan segala konsekwensinya menuntut sikap iman yang tepat dan kokoh. Ada yang bisa bertahan walau didear banyak pengalaman pahit tapi ada yang tidak mampu ketika berhadapan dengan kenyataan yang menyakitkan. Tak jarang, terjadi kekeliruan dalam memperjuangkan hak pribadi maupun hak orang lain. Karena itu ada pribahasa yang berkata “berteman karena sebuah kepentingan “.

Bacaan Alkitab hari ini menunjukan pada Salomo yang diberikan hikmat oleh Tuhan sehingga memiliki kemampuan dan keberanian ketika menyikapi keluhan yang berbeda dari kedua ibu. Bahwa pengalaman Salomo ini memberi motibasi kepada setiap orang Kristen yang percaya telah diberikah hikmat oleh Tuhan untuk bertindak sebagaimana yang Salomo telah lakukan.

Setiap keluarga Kristen tidak lepas dari pertikaian baik sesama anggota keluarga maupun dengan orang lain. Berhadapan dengan situasi dan kondisi seperti ini sangat diharapkan untuk meminta hikmat dari Tuhan dan mengerjakannya. Pertikaian itu bukan sesuatu yang harus dihindari, tetapi sesuatu yang harus dihadapi untuk diselesaikan sehingga mendatangkan damai sejahtera. Amin

Doa : Ya Tuhan Allah bapa kami di sorga, berikanlah kami hikmat-Mu ketika menghadapi dan menyelesaikan persoalan-persoalan hidup. Dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin

 
MTPJ 9 - 15 Februari 2014 |
TEMA BULANAN : “Keadilan Allah”
TEMA MINGGUAN : “Lingkungan Hidup yang berwawasan Keadilan”
Bahan Alkitab : Ulangan 32 : 1 – 4 ; Wahyu 7 : 1 - 3

ALASAN PEMILIHAN TEMA

Lingkungan hidup adalah rumah bersama bagi semua mahklup hidup. Bila lingkungan hidup itu tertata baik maka mahkluk hidup termasuk manusia pasti merasa tentram dan damai. Sebaliknya bila lingkungan hidup itu menjadi rusak maka kehidupan mahkluk hidup menjadi terganggu bahkan terancam. Beberapa peristiwa yang menggambarkan terganggu dan terancam kehidupan mahkluk hidup yang terjadi di mana-mana sekarang ini yakni banjir dan tanah longsor. Hal ini perlu menjadi perenungan dan pembelajaran yang sangat penting bagi

kita. Bahwa alam sekitar harus dipelihara dan dijaga kelestarian, keindaha dan keseimbangannya agar memberi nuansa yang menghidupkan, bukan membawa bencana. Untuk mewujudkan nuansa tersebut maka sikap dan cara pandang terhadap lingkungan hidup harus berwawasan keadilan. Bahwa bukan hanya manusia saja yang berhak hidup tetapi juga tumbuhan dan hewan berhak hidup di “rumah” yang satu ini. Dengan kata lain bukan hanya kepentingan manusia saja yang harus diutamakan dalam mengelola bumi ciptaan ini tetapi kepentingan semua mahkluk hidup dan lingkungan. Itulah sebabnya tema perenungan kita minggu ini adalah : “Lingkungan Hidup yang berwawasan Keadilan”.

PEMBAHASAN TEMATIS

Pembahasan Teks Alkitab(Exegese)

Menjelang akhir hidupnya yang juga merupakan akhir pelayanannya, dengan penuh kegembiraan Musa menulis sebuah nyanyian dan mengajarkanya kepada orang Israel sesuai perintah Tuhan (Ul 31:19). Nyanyian itu menceritakan tentang kebesaran dan kasih sayang Tuhan Allah atas umat Israel dari pembebasannya di Mesir menuju ke negeri impian tanah Kanaan. Memang nyanyian ini, selain melukiskan ucapan syukur Musa atas pengalaman iman yang dia rasakan, juga merupakan sebuah gugatan pada umat Israel yang tidak setia kepada perjanjian mereka dengan Allah. Mereka selalu memberontak ( 32:15-18). Itulah sebabnya Tuhan Allah terpaksa menghukum mereka (32:19-27). Karena mereka tidak tahu berterima kasih atas segala kebaikan-Nya. Pada satu pihak Ia mengasihi dengan kasih yang tiada batasnya tapi pada pihak lain Ia juga menghukum dengan cara menyembunyikan diri-Nya (32:20). Ia tidak peduli dan membiarkan mereka terserang penyakit, kelaparan dan tertimpa malapetak (32:21-35). Inilah bentuk keadilan Allah.

Musa melukiskan keadilan Allah itu dengan memakai unsur-unsur alam semesta di awal nyanyiannya. “Pasanglah telingamu, hai langit,… dan baiklah bumi…” Menunjukkan abwah syair ini dibuat sebagai pujian dan kesaksian kepada Allah dan penghuni sorga (di langit) serta untuk didengar dan dilakukan oleh umat israle (di bumi). Nyanyian yang mengandung pengajaran ini diharapkan tertanam bermanfaat pada umat Israel, seperti yang digambarkan sercara kiasan : “menitik laksana hujan”, “menetas laksana embun”,”laksana hujan renai ke atas tunas muda”. Kiasan-kiasan ini menggambarkan bagaimana Musa sangat menyayangi dan menyukai nuansa alam. Dalam nuansa yang sejuk, indah dan menghidupkan itu nyatalah kesetiaan dan keadilan Allah yang sempurna. Sebab Allah tidak pernah bohong dan tidak pernah berlaku curang. Keputusan dan perbuatan-Nya selalu benar dan adil. Langit dan bumi dengan segala isinya menjadi saksi bagaimana Allah menata semua unsur secara seimbang dan adil sehingga menjamin kehidupan bagi mahkluk hidup. Ia berkuasa atas ciptaan-Nya, seperti yang dinyatakan juga melalui kelima malaikat dalam Wahyu 7:1-3. Empat malaikat berdiri menahan angin pada keempat penjuru bumi (Wahyu 7:1) dan satu malaikat (malaikat kelima) yang meminta kepada keempat malaikat untuk menahan pengrusakan terhadap bumi, laut dan pohon-pohonan.

Bahwa hujan dan angin, demikian juga unsru-unsur alam lainnya adalah ciptaan Tuhan. Allah behak dan berkuasa mengendalikan unsur-unsur ala mini untuk segala rencana dan kehendak-Nya. Ia memberikan hujan dan embun untuk menyejukkan dan menumbuhkan tunas-tunas baru sehingga berlangsung kehidupan yang berkesinambungan, tetapi juga Ia dapat mengirimkan angin untuk menghancurkan dan merusak bumi dan laut ( Wahyu 7:2). Semuanya bergantung pada kehendak-Nya. Bahwa ketaatan dan kesetiaan kita kepada Allah yang menghidupkan. Dan unsur-unsur alam seperti; tanah, hujan, angin, panas matahari, dll. Benar-benar menjadi lingkungan yang memberikan kesejukan dan kehidupan yang tidak membawa kerusakan apalagi bencana.

Makna dan Implikasi Firman

Tuhan Allah memberikan alam lingkungan yang indah dan sehat untuk menjadi tempat kehidupan manusia dan mahkluk hidup lainya. Ada hujan untuk memnuhi kebutuhan air, ada panas matahari untuk memberi kehangatan; ada angin untuk menambah kesejukan dan ada unsur-unsur alam lainnya dengan fungsi dan manfaat masing-masing bagi kesinambungan kehidupan. Semuanya tercipta sercara seimbang, adil dan saling ketergantunga. Akhir-akhir ini lingkungan alam yang seharusnya memberi  nuansa asri, segar dan sejuk, justru sering menimbulkan masalah, malapetaka bahkan bencana. Setiap musim hujan selalu terjadi banji. Sungai-sungai tidak mampu lagi menampung luapan air, mengakibatkan rumah-rumah dan penduduk sepanjang daerah alirang sungai terseret banjir sehingga menimbulkan kerusakan yang cukup parah bahkan korban jiwa. Demikian juga dengan tanah longsor yang terjadi pada beberapa kawasan di perbukitan telah menimbulkan kerugian yang sangat besar dan jatuhnya korban jiwa. Juga, cuaca ekstrim yang sekarang banyak kali terjadi, sangat menggangu aktifitas kehidupan manusia, menimbulkan kerugian material seperti pohon-pohon tumbang dan menimpa pemukiman warga, merusakkan jaringan aliran listrik, PDAM, dan telekomunikasi. Selain itu, secara global kerusakan lingkungan. Pencemaran udara dan air, punahnya beberapa jenis species tanaman dan binatang, menurunnya tingkat kesuburan tanah dan menipisnya sumber-sumber energy.

Kita  memahami dan menyadari secara iman bawah, alam semesta dengan semua unsur dan kekayaan di dalamnya dijadikan oleh Firman Allah (Wahyu 11:3). Dan segala sesuatu yang Ia jadikan adalah baik (Kej 1:31a). semuanya digunakan untuk kesejahteraan dan kesinambungan kehidupan manusia dan mahkluk hidup lainnya, termasuk kelestarian lingkungan. Tetapi seperti bangsa Israel yang sering bersikap memberontak melawan Allah dan karena itu Allah terpaksa memberontak melawan Allah dan karena itu Allah terpaksa menghukum mereka, demikian juga banyak perilaku manusia yang merusak lingkungan seperti penggundulan hutan, membuang sampah seenaknya; yang mengakibatkan terjadinya banjir, erosi, tanah longsor, kemerosotan struktur tanah, dll. Semua itu pada akhirnya hanya mendatangkan penyakit, kerugian dan bencana bagi manusia.
Bahwa manusia yang diberi mandate untuk menguasai dan mengelola lingkungan alam harus sabar, bertobat dan lebih bertanggung jawab. Hentikan sikap merusak dan lalai ! Ganti dengan sikap merawat, menjaga dan mencintai lingkungan supaya bukan bencana yang terjadi tetapi berkat yang datang.

PERTANYAAN DISKUSI

-Jelaskan bentuk-bentuk keadilan Allah bagi lingkungan hidup berdasarkan teks bacaan.

-Mengapa kita harus kuatir dan takut terhadap resiko yang ditimbulkan akibat bencana dari kerusakan lingkungan.

-Daftarkan usaha-usaha konkrit yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan

NAS PEMBIMBING : Mazmur 19 : 2

POKOK-POKOK DOA

-Berdoa untuk terciptanya lingkungan yang sehat, adil dan indah agar terjamin kehidupan.

-Berdoa supaya jangan lagi ada aksi-aksi yang merusak lingkungan tetapi akan muncul semangat untuk merawat dan mencintai lingkungan.

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK II

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

-          Persiapan : KJ No. 289

-          Ses Nas Pembimbing : NNBT No. 3

-          Pengakuan Dosa : “Oh Tuhan yang Maha Kuasa”

-          Pengampunan Dosa : “Bertobatlah”

-          Persembahan : KJ No. 428

-          Nyanyian Penutup : NNBT No. 43

ATRIBUT YANG DIGUNAKAN :

Warna dasar hijau dengan symbol salib dan perahu di atas gelombang. 

 
Keaslian Perilaku Beriman dan Saling Menghargai

Roma 3 : 21 – 22

 

Kenapa Rasul pualus pesimis dengan Hukum Taurat sebagai dasar kebenaran iman ? Karena dalam hal mendasar dan dalam hal praktek Hukum Taurat teleh diselewengkan. Ada orang yang berpenampilan religious tetapi menyimpan kebusukan dosa. Kita bandingkan dengan perkataan Yesus dalam Matius 23. Penampilan religious belum menjamin si pelaku yang sangat agamawi itu suda betul-betul benar. Musuh dalam iman adalah kemunafikan. Karena itu kita orang pecaya haruslah mencari Tuhan Yesus dalam hidup kita. Di dalam DIA semua

kebenaran suda ada dan itu tidak ada kemunafikan. Inilah landasan pembenaran bagi setiap orang percaya tanpa terkecuali, tanpa memilih-milih menurut kehendak kita manusia. Pembenaran ilahi itu hanya dapat diterima dengan iman. Kiranya firman Tuhan ini mendorong kita untuk lebih sungguh-sunggu percaya dan berserah kepada Tuhan Yesus dan membenci kemunafikan. Kita, setiap orang percaya, setiap anggota keluarga Kristen di perbaharui oleh Tuhan, hidup dalam kejujuran, saling menghargai dan menghormati satu dengan lainnya dalam menghadirkan penyembahan pada Tuhan dan berlomba-lomba dalam melaksanakan kebaikan. Amin

Doa : Tuhan Yesus, terima kasih atas pembenaran dan keselamatan-Mu untuk kami. Kuatkan kami supaya hidup dalam kejujuran dalam penyembahan kepada-Mu dalam interaksi dengan sesam kami, supay nama Tuhan di muliakan. Amin

 
MTPJ 2 - 8 Februari 2014 TEMA BULANAN : “Keadilan Allah”

TEMA MINGGUAN : “Tuhan Adil Bagi Semua Orang”

Bahan Alkitab : Yesaya 45 : 20 – 25 ; Roma 3 : 21 – 26

ALASAN PEMILIHAN TEMA

Masalah keujuran, keadilan dan kedamaian menjadi “barang” mahal dalam kehidupan sekarang ini. distorsi atau pemutar balikkan keadilan dan kebenaran terjadi dimana-mana. Kita melihat dimana-mana banyak orang menuntut keadilan dengan demonstrasi secara besar-besaran, bahkan ada yang menyiksa diri dengan tidak makan dan minum di depan orang atau lembaga yang menginjak-injak keadilan. Bahkan ada yang memakai nama agama sekalipun yang berani merusak kedamaian. Yang lebih merisikan adalah ada orang yang sangat religious/beragama sekalipun menonjolkan keberagamaannya tetapi tidak menyatakan kejujuran dalam tugas kerjanya sehingga akhirnya dia digiring oleh hukum yang berlaku karena ketidak-jujuran yang dilakukannya. Bagaimana kita sebagai orang percaya atau Gereja Tuhan lebih khusus Gereja Masehi Injili di Minahasa menjawab persoalan actual ini ?

PEMBAHASAN TEMATIS

Pembahasan Teks Alkitab(Exegese)

Yesaya 45:20-25

Bahwa semua orang akan dibebaskan oleh Cyrus akan memuliakan Tuhan Allah yang Esa, Tuhan yang hidup. Bukan hanya orang Israel tetapi juga semua orang datang menyembah kepada Tuhan, karena Dia Tuhan yang hidup dan membawa pembebasan. Tuhan menyediakan keselamatan kepada siapa saja (inklusif). Dia-lah yang berperkara sehingga memakai Cyrus untuk membawa pembebasan kepada semua orang yang terjajah. Tidak ada Tuhan Allah  Israel  yang hebat keculai Elohim, Yahweh, nama besar dari Tuhan Allah Israel. “tuhan” yang lain adalah sia-sia, dia hanya Tuhan ciptaan manusia, dia adalah tuhan yang mati, tuhan yang dibuat manusia karena terbuat dari patung atau dari ide-ide manusia. Pengetahuan bukan karena menyembah patung atau berdoa pada tuhan yang tidak dapat menyelamatkan. Tuhan itu esa, Tuhan yang adil, Juruselamat. Tuhan itulah kebenaran itu sendiri. Dan dalam Tuhan semua benih (keturunan) Israel dibenarkan dan mendapat kemuliaan. Kebenaran bukan dapat di cari tetapi hanya kalau orang percaya eksis (exist) di dalam Tuhan yang adalah kebenaran itu sendiri.

Dalam Roma 3: 21-25, Rasul Paulus mengecam pembenaran karena usaha manusia. Usaha manusia itu  (antropologis) menurut Rasul Paulus ada pada ketaatan pada hukum taurat. Bagi Rasul Paulus usaha pembenaran (atau mendapatkan kebenaran; istilah Yunani “dikaoisune”) yang benar adalah datangnya  dari Tuhan. Dan itu telah disediakan oleh Allah Bapa melalui kedatangan Yesus Kristus yang pencaknya ada pada pengorbanan-Nya di kayu salib (ayt 25-26) dan itu adalah pemberian berharga Tuhan Allah yang mengorbankan Putera Tunggal-Nya supaya manusia mendapat keselamatan. Istilah keselamatan sama atau identik dengan pembenaran  atau kebenaran dan keadilan dalam konsep teologis Rasul Paulus. Keselamatan atau keadilan bukanlah usaha manusia tetapi semata-mata hanya kasi karunia (Lat. Sola gratia ) dari Tuhan Allah dan keselamatan, keadilan, atau kebenaran itu dapat diperoleh manusia percaya, orang-orang percaya (Gereja) karena pekerjaan Roh Kudus yang memberi iman (Lat. Sola Fide). Inilah pekerjaan dan urut-urutan procedural iman yang disampaikan oleh Rasul  Paulus tentang kebenaran atau keadilan, kepercayaan atau iman dan kehidupan orang beriman.

Makna dan Implikasi Firman

Credo atau pengakuan iman yang kita peroleh dari kesaksian Alkitab yang kit abaca dan renungkan menyampaikan beberapa hal.

Pertama, keadilan dan kebenaran tidak ada di dalam siapapun atau di dalam apapun kecuali di dalam Tuhan: Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Dia-lah Tuhan yang adil dan benar.

Kedua, Tuhan hadir dalam membawa dan menghadirkan keadilan. Bagi mereka yang merindukan keadilan, Tuhan hadirkan keadilan. Dan keadilan Tuhan sifatnya tidak diskriminatif atau tidak memilih-milih orang atau kelompok. Persyaratannya satu, asalkan orang atau kelompok itu datang menyembah Dia dan meninggalkan penyembahan berhala. Tuhan membenci penyembah berhala dan mengasihi dan memberkati mereka yang menyembah DIA.

Ketiga, Adalah tidak baik mencari keadilan dan kebenaran dalam idola kita, orang atau benda. Ada orang yang dikuasai oelh materialism atau kesenangan (hedonism) sebagai sesuatu kebenaran sehingga menurunderajatkan Tuhan dan memarginalisasi (meminggirkan) arti dari nilai luhur persaudaraan dan persahabatan. Karena materi nilai persaudaraan dikorbankan. Karena kesenangan duniawi maka nilai-nilai spiritual kristiani tidak lagi dipelihara.

Empat, Orang, gagasan, kesenangan justru menjadi benar dan adil kalau kita lebih dulu dan pertama-tama mengedepankan penyembahan kepada Tuhan Allah Tritunggal yang adil sehingga hal-hal yang baik itu menjadi buah-buah yang orisinal/asli/murni dari penyembahan dan penyerahan diri kepada Tuhan. Kebaikan akan diperoleh ketika orang percaya memulai dengan menyembah Tuhan dalam hal ini Tuhan Yesus yang telah menebus dosa manusia.

PERTANYAAN DISKUSI

1.Apa inti dari pemahaman Tuhan yang adil dan membawa pembenaran bagi orang percaya ?

2.Menurut dua perikop pembacaan kita, bagaimana orang percaya menghadirkan keadilan dan kejujuran dalam kehidupan beriman ?

NAS PEMBIMBING : Ulangan 32 : 3 – 4

POKOK-POKOK DOA

-        - Jemaat supaya dijauhkan dari penyembahan berhala

-        - Kesetiaan penyembahan pada Tuhan Allah Tritunggal

-        - Orang yang setia akan menghadirkan keadilan dan kejujuran dalam kehidupan beriman

-      - Orang yang menjadi korban dari ketidak-adilan dan kebenaran kiranya ada pembebasan dari Tuhan dan diupayakan oleh Gereja Tuhan

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK I

 

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

-          Persiapan : NNBT No.4

-          Ses Nas Pemb : KJ No.19

-          Pengakuan Dosa & Pemb Anugerah Allah : KJ No.38

-          Ses Pengakuan Iman : NNBT No.19

-          Ses Hukum Taurat : NNBT No.13

-          Persembahan : JK No.393

-          Nyanyian Penutup : JK No.424

ATRIBUT YANG DIGUNAKAN :

Warna dasar hijau dengan symbol salib dan perahu di atas gelombang.


 
Keadilan dan Kebenaran

Yesaya 45 : 24 – 26

 

Sering kita mencari keadilan kebenaran dan kekuatan menurut pandangan kita; dan sering kita membuat kekeliruan karena kita anggap kebenaran dan keadilan ada dalam apa yang kita pikirkan; seperti pada seseorang  pada ide tau pada benda tertentu.

Dengan jelas firman Tuhan perenungan kita berkata “…Keadilan dan kekuatan hanya ada di dalam Tuhan.” Dan karena itu orang yang menyembah akan nyata benar dan bermegah di dalam Tuhan. Percuma kita mencari kebenaran di luar Tuhan karena itu adalah kesia-siaan.

Menyembah Tuhan yang benar akan menghasilkan buah kebenaran dan itulah kemegahan kita oran gyang percaya. Amin

Doa : Tuhan ajarlah kami setiap hari mengagungkan Engkau supaya di dalam hidup kami akan terungkap kejujuran dan kebenaran menjadi saksi bagi banyak orang di dunia ini. Amin

 
Tema Mingguan: Bertumbuh dalam Doa

Tema Bulanan: Gereja Yang Terus Bertumbuh

Bahan Alkitab: 1 Tawarikh 4:9-10; Lukas 11:1-13

ALASAN PEMILIHAN TEMA
Pertumbuhan Gereja (GMIM) ditentukan oleh kerendahan hati untuk meminta kepada Tuhan supaya baik anggota jemaat maupun lembaga gereja meminta supaya berkat Tuhan hadir dalam kehidupan bergereja. Doa sering jatuh kepada kebiasaan (rutinisme) yaitu sesuai format yang biasa diucapkan, atau doa juga sering jauh dari kenyataan (abstrak) dan tidak menyentuh kehidupan aktual dan rihil dari kehidupan jemaat.

Perilaku Gereja dan anggota jemaat sering hidup dalam kerakusan (bukan meminta sesuai apa yang secukupnya); hidup orang Kristen sekalipun menyimpan dendam (tidak ada pengampunan); Gereja sering sudah puas dengan apa adanya ("comfort zone", zona yang menyenangkan), kendati gereja harus bermisi, menghadirkan Injil dan keluar melebihi batas-batas kesenangan hidup bergereja. Doa Yabes antara lain meminta supaya dia atau Gereja mem-perluas daerah Kerajaan Allah. Perkelahian, permusuhan, korban doa lainnya seperti free sex yang mengakibatkan HIV/AIDS, bukan hanya didiskusikan tetapi juga harus menjadi bagian doa Gereja Tuhan.

PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
1 Tawarikh 4:9-10 membicarakan Yabes keturunan Yehuda. Yabes dijelaskan dalam perikop ini sebagai anak yang lebih dihormati/dimuliakan, biarpun nama Yabes artinya dia dilahirkan dengan kesakitan atau kesulitan. Satu hal yang penting untuk dikedepankan dalam pembacaan dua ayat ini adalah bahwa kelebihan kehormatan yang diberikan pada Yabes bukan karena kehebatannya tetapi karena hal yang sifatnya teologis (iman, bersandar pada Tuhan) yaitu dia berseru pada Tuhan. Bukan berseru kepada Baal, dewa-dewa untuk mendapatkan kekuatan. Ada beberapa kata kerja yang perlu diperhatikan yaitu TUHAN memberkati berlimpah-limpah, memperluas daerah, menyertaimelindungi dari malapetaka dan mengabulkan permintaan. Inilah isi doa Yabes yang membuat dia lebih dihormati, bahkan doa mengubah dia dari kesakitan dan kesulitan menjadi diberkati oleh Tuhan.

Dua ayat ini membuat ada seorang bernama Bruce Wilkonson menulis satu buku menjadi best seller (laku/laris), "Prayer of Jabez". Pengarang itu mengatakan: "Saya menantang saudara untuk membuat doa Yabes berkat bagi kehidupan saudara. Untuk itu saya mendorong saudara untuk dengan teguh membuat garis besar rencana mulai hari ini dan di dalam 30 hari ke depan. Pada akhirnya, saudara akan memperhatikan bahwa adanya perubahan berarti dalam hidup saudara dan doa ini menjadi kebiasaan yang sungguh berharga di sepanjang hidup saudara." Tentu harapan ini selalu dalam kerendahan hati dan meletakkan di bawah kuasa dan kasih setia Tuhan Allah. Tidak boleh memaksa Tuhan, tetapi tetap dengan kerendahan hati meminta pada Tuhan sesuai rancangan Tuhan.

Lukas 11:1-13 merupakan versi Injil Lukas tentang Doa Bapa Kami seperti yang tertulis dalam Matius 6:9-13. Kalau Matius 6:9-13, Doa Bapa Kami ditulis dalam konteks untuk meluruskan berdoa bukan dalam kemunafikan dilakukan di depan publik dan diucapkan bertele-tele tetapi dalam tempat tersembunyi (Mat.6:5-8), sedangkan dalam Injil Lukas 11 dijelaskan bagaimana murid-murid dengan kerendahan hati meminta supaya Tuhan Yesus mengajarkan mereka berdoa karena Yesus adalah pendoa sejati. Dalam injil Lukas ditekankan dalam permulaan doa, tentang kekudusan Nama Tuhan dan harapan kedatangan kerajaan Allah; selanjutnya tiga bentuk permintaan (seperti dalam Injil Matius) yaitu: 1) meminta makanan yang secukupnya, 2) ampunilah dosa seperti orang percaya mengampuni orang yang bersalah kepada orang percaya, dan 3) jangan membawa ke dalam pencobaan. Bagian akhir seperti yang tertulis dalam Injil Matius tidak lagi diucapkan dalam Lukas 11 ini. Selanjutnya implikasi dari Doa Bapa Kami dalam Injil Lukas adalah menunjuk kepada bantuan diakonia kepada seama (memberi roti biarpun si pemberi sudah tidur), ada komitmen untuk membantu; serta koparasi (perbandingan). Substansi (hakikat) dari contoh ini adalah prinsip yang harus melekat dari si pendoa/peminta kepada Tuhan yaitu Tuhan akan memberi yang meminta ("Mintalah, maka akan diberikan kepadamu: carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu." Sama dengan yang tertulis dalam Mat.7:7).


Makna dan Implikasi Firman
Pada hakikatnya setiap orang punya kekurangan dan keterbatasan. Demikian juga kumpulan orang yang percaya termasuk Gereja Masehi Injili di Minahasa. Di sinilah pentingnya doa dan berdoa. Kekurangan dan kesakitan (Yabes) akan diubah menjadi lebih dihormati kalau kita meminta (berdoa) bukan kepada siapa-siapa tetapi kepada Tuhan Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus. Berdoa supaya diberkati secara berlimpah-limpah, diperluas daerah pelayanan, penyertaan Tuhan, perlindungan dari kecelakaan dan Tuhan mengabulkan doa atau permintaan kita. Doa untuk memuliakan Tuhan, untuk meminta supaya kebutuhan makanan tersedia (untuk perut, otak, relasi, hikmat, spiritualitas dari komunitas GMIM); ada pengampunan yang memulihkan dan menguatkan satu dengan lainnya, serta supaya dihindarkan dari kehancuran (ayat 2-4) dan supaya Roh Kudus dicurahkan (ayat 13). Yang perlu direnungkan adalah apakah dendam dapat diganti dengan pengampunan (masalah UKIT dan masalah lain yang melanda hidup berjemaat)? Apakah perluasan daerah pelayanan dapat menjadi realisasi GMIM sebagai gereja yang missioner Artinya GMIM adalah perorangan yang bermisi baik dalam teritori pelayanan maupun melebihi teritorinya demi kemuliaan Kristus Yesus dan tanda kehadiran Kerajaan Allah di dunia ini.

Kesenjangan sosial di bidang ekonomi, pendidikan, peradaban perlu dijembatani dengan siap berkorban untuk membantu mereka yang berkekurangan dan itu perlu ditunjukkan dalam bentuk "action" yang dimulai dari anggota-anggota jemaat GMIM yang telah diberi lebih oleh Tuhan. Inilah salah satu tanda kelihatan dari pekerjaan Roh Kudus. Dengan GMIM berdoa seperti demikian yang diajarkan oleh dua perikop pembacaan ini maka GMIM sedang bertumbuh.


PERTANYAAN DISKUSI

  • Sebutkan isi permintaan doa Yabes dan doa Bapa Kami!
  • Bagaimana kita membahasakan dalam konteks/lingkungan kita isi doa Yabes dan doa Bapa Kami?
NAS PEMBIMBING: Matius 7:7

POKOK-POKOK DOA

  • Kerajinan dan keuletan kita supaya oleh kekuatan Roh Kudus setiap orang percaya (dalam GMIM) untuk berdoa setiap hari.
  • Pemenuhan kebutuhan jasmani (sandang, pangan, perumahan) khususnya mereka yang berkekurangan.
  • Saling mengampuni bagi mereka yang hidup dalam kebencian dan dendam.
  • Memohon Tuhan untuk menjauhkan dari kecelakaan, malapetaka termasuk berdoa supaya anggota jemaat menjauhkan diri dari perkelahian, permusuhan di antara anggota jemaat dan di antara anggota masyarakat.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK IV

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Nyanyian Persiapan: KJ No.2
Ses. Nas Pembimbing: KJ No.455
Pengakuan Dosa: KJ No.27
Pengampunan: KJ No.38
Ses. Pemb. ALkitab: KJ No.54
Persembahan: KJ No.287b
Penutup: KJ No.408

ATRIBUT YANG DIGUNAKAN:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.

 
 
Tema Mingguan: Bertumbuh dalam Firman

Tema Bulanan: Gereja yang terus bertumbuh

Bahan Alkitab: Mazmur 199:98-104; 2 Timotius 3:14-17

ALASAN PEMILIHAN TEMA
     Dewasa ini orang berlomba membangun, apakah pembangunan fisik atau sumber daya manusianya (SDM). Memang dalam rangka mencapai hidup yang lebih berkualitas, indikatornya adalah terjadi perubahan sebab jika tidak demikian maka yang ada ialah tinggal di tempat dan dapat saja tergilas oleh alur perubahan dalam pertumbuhan. Sebut saja ekonomi, kalau tidak ada keberanian untuk maju bertumbuh maka yang terjadi ialah keterbelakangan. Demikian juga manusia/umat Tuhan, apabila umat bertumbuh dalam iman ini pertanda bahwa umat menghendaki perubahan yang positif. Apalagi menghadapi pengaruh-pengaruh modernisasi di abad ini.

Peranan gereja menjadi penting ketika anggota jemaat yang bertumbuh seiring perkembangan dan perubahan zaman tidak mengabaikan Firman Tuhan. Sebab bagi orang yang setia melakukan firman ia akan lebih arif dan mampu menghadapi badai dunia ini. Gereja secara lembaga harus selalu mampu menjadikan umatnya tetap taat dan setia pada Tuhan agar pertumbuhan gereja dalam segala aktivitas akan mampu mengubah dunia tetapi tetap eksis dalam keyakinan. Karena itu betapa pentingnya gereja yang bertumbuh dan bertumpu pada kasih Kristus dan terus mengajarkannya kepada umat dengan setia belajar firman.

PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kitab Mazmur adalah kelompok kitab sastra Perjanjian Lama yang menggambarkan bagaimana pengalaman manusia dengan membuka seluas-luasnya kenyataan yang dihadapi tetapi juga secara spesifik bagaimana pengalaman hidup itu dialami oleh Roh Tuhan untuk menulis pengalaman ini, dan karena itu Sidlow Baxter, seorang penulis buku rohani mengatakan bahwa kitab Mazmur merupakah khazanah kebenaran rohani yang tiada ternilai harganya.

Mazmur mengulas tetang hidup baru di dalam Allah yang dinyatakan melalui ucapan puji-pujian syukur dalam kebaktian dan doa. Pengalaman iman yang dirumuskan dalam bentuk puitis lewat kitab Mazmur ini sangat erat kaitannya dengan keadaan yang dialami umat ataupun orang yang taat dan setia sebagaimana yang diungkapkan dalam kitab sebelumnya, bagaimana kondisi yang dialami seseorang dalam penderitaannya ketika ia harus ditinggalkan oleh orang-orang yang yang dikasihinya namun ia tetap eksis dan konsisten dengan pengakuan tentang Tuhannya sehingga ia boleh mengalami dan menerima berkat-berkat Allah sunggh pun harus berjuang dalam kesengsaraan. Penulis mau mengatakan dan menjelaskan melalui bacaan kita ialah bahwa dengan mencintai Taurat Tuhan dan merenungkannya sepanjang hari, itu akan membuat dia lebih bijaksana bersikap terhadap orang yang memusuhinya. Baginya menaati dan melakukan juga taat kepada firman Tuhan adalah sebuah sikap positif apalagi di hadapan orang atau kelompok yang menjadi lawannya. Kadang-kadang kita mengalami adegan permusuhan yang tidak seimbang sehingga yang merasa terdesak karena ketidak-mampuannya pasti mundur dan mengakui kesalahannya. Tak ada yang berani dan maju karena kepastian tentang iman percayanya. Bahwa keyakinannya melahirkan kemenangan, sebab ia memiliki sikap yang berwibawa sehingga orang lain enggan menentangnya.

Perjuangan untuk menyangkal diri dan melakukan kehendak Tuhan membuahkan hasil yang luar biasa baginya tapi juga berdampak bagi orang lain. Ia menyatukan akal budi dan kewibawaan Firman Tuhan sehingga ia beroleh pengertian. Hal yang sama juga dialami oleh teman setia Rasul Paulus yaitu Timotius yang memiliki naluri iman yang sangat tinggi sejak kecil, disukai dan dikasihi oleh Paulus bahkan dijadikan teman sekerja dalam pelayanan. Nilai Kristiani yang tinggi yang dimilikinya disertai dengan kualitas hidup yang sangat kuat membuatnya memperoleh ilham dari Allah untuk mengajar tentang kebenaran dan diperlengkapi untuk menegor yang salah dan menggembalakan umat.

Pengalaman-pengalaman iman dari setiap orang yang takut akan Tuhan selalu menjadikannya melangkah dengan pasti tanpa ragu dan takut. Ada keyakinan yang kokoh bahwa Allah menjadikannya aman dan terlindung. Karena itu setiap orang percayaharus selalu taat pada tanggung jawab iman dan moral untuk tekun dalam firman, bertumbuh dalam iman dan bersaksi tentang kebenaran ilahi Allah.

Makna dan Implikasi Firman
Perkembangan modernisasi telah membuka ruang yang luas untuk jeli menerima tawaran-tawarannya. Dalam kemajemukan kita sadar bahwa hidup dengan desakan kebutuhan tetap harus memilih. Dalam posisi tawar yang tinggi sekalipun karena ada banyak faktor pendukung membuat jemaat kita eksis di lingkungan di mana ia berpijak, juga tidak terbebas dari pilihan dan pilihan itu harus yang benar, menguntungkan dan kristiani.

Sebut saja, seorang gadis yang tumbuh dengan kecantikan alaminya dan kecerdasan intelektualnya dalam keaktifan berorganisasi di lingkungan pemuda gereja, tak jarang hanyut karena mengambi keputusan memilih pasangan hidup yang beragama lain dan terpaksa pindah agama atau golongan agama.

Keadaan lain lagi, sebuah keluarga Kristen yang taat beragama secara bersama-sama datang mengungkapkan kesediaannya berpindah dari agama asalnya dan bergabung dengan kita. Kenyataan-kenyataan ini belum dapat dipastikan sebagai kegagalan dari sebuah komunitas yang bertujuan menjadikan anggotanya tetap setia dan taat dengan ajaran yang dianutnya. Karena ada banyak faktor yang menjadi pertimbangan kegagalan kalau hal itu disebut demikian. Bahwa unsur pengaruh luar terkadang lebih kuat dari yang ada pada dirinya. Namun apapun alasannya sebuah cita-cita mulia yang diupayakan secara baik dan dilakukan dengan intens dan menjadikannya sebagai sebuah kebudayaan dengan menanamkan nilai-nilai fanatisme positif akan melahirkan sikap teguh dan kokoh tanpa merasa terpaksa melakukan sesuatu yang ia yakini.

Di samping itu diperlukan ruang di mana bentuk aktivitas yang sifatnya rohani itu selalu berangkat dari esensinya yaitu Firman kebenaran. Sehingga setiap pelakunya menjadikan Firman Firman Tuhan itu sebagai landasan berpijak yang kokoh. Dari padanya lahir inspirasi baru untuk membangun kebersamaan, rasa kekeluargaan dan bahkan dorongan untuk membangun diri sendiri dan orang lain. Keberanian yang lahir dari kesadaran memperjuangkan dan mempertahankan Firman kebenaran memungkinkan kita memiliki kewibawaan di mata orang lain karena kita tetap taat dan setia melakukannya. Dari bacaan ini kita diingatkan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Sapaat yang santun dan ajakan yang penuh kasih bagi umat Tuhan agar tetap setia melakukan Firman Tuhan dan tekun membaca Firman.

2. Memaksimalkan kebiasaan beribadah secara intens dalam keluarga.

3. Memprogramkan pembiasaan baca Firman setiap hari dengan waktu disesuaikan dalam pelbagai aktivitas keluarga.

4. Menanamkan segala ajaran-ajaran kebenaran dengan keteguhan hati dan kesungguhan melakukan hal-hal yang benar di mata Tuhan.

5. Berani bersikap benar dan menjalankan kebenaran Firman sekalipun harus berhadap-hadapan dengan orang yang disegani.



PERTANYAAN DISKUSI

  • Apakah yang dapat menghambat jemaat dalam pertumbuhan imannya?
  • Sebutkanlah sikap positif jemaat yang menyadari keterbatasannya bagi perkembangan Gereja Tuhan?
  • Bagaimana seharusnya komitmen orang percaya agar tetap menunjukkan ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan?
NAS PEMBIMBING: 2 Timotius 1:13-14

POKOK-POKOK DOA

  • Keutuhan umat yang telah diselamatkan.
  • Ketekunan umat dalam kesetiaan pada Firman Tuhan.
  • Kedahsyatan Firman Tuhan menyatukan umat di segala waktu dan tempat.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK III

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Nyanyian Masuk: NNBT No.2:1
Ses. Nas Pemb.: NNBT No.6:1
Pengakuan Dosa: NNBT No.10:1
Berita Anugerah: NNBT No.17:1
Ses. Pemb. Alkitab: NNBT No.12:1,2
Persembahan: NNBT No.15
Nyanyian Penutup: NNBT No.21

ATRIBUT YANG DIGUNAKAN:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.

elp : (0431) 352123