“Enyahlah Iblis”
Markus 8 : 33

Sahabat merupakan kebutuhan jiwa, maka kehidupan tanpa sahabat terasa ada yang hilang dalam hidup ini. Sebab sahabat yang sejati akan selalu menegur kita, akan terus bersama dengan kita dalam susah dan senang. Bersama sahabat kita akan berbagi suka dan duka.

Begitu pula hubungan yang terjalin antara Yesus dan murid-murid-Nya, persahabatan merekatkan pada komitmen hidup bersama, berjalan bersama dan setia mendengar ajaran-ajaran Yesus. Keitka Yesus, berkata terus terang tentang apa yang akan terjadi nanti pada diri-Nya, bahwa ia akan menderita, ditolak, di bunuh dan mati tapi bangkit; wajar sebagai sahabat dan murid kaget dan tidak bisa menerima. Upaya membela dan melindungi merupakan komitmen bersama.

Namun berbeda dengan reaksi Yesus, ketika maksud baik Petrus untuk menggagalkan ucapan-Nya, justru ia dimarahi. Mengapa Yesus marah ? Karena maksud baik Petrus tidak bersifat rohani artinya tidak sesuai rencana Allah, ingin membatalkan misi Allah pada Yesus. Yang dipikirkan hanyalah keinginan manusia, kesenangan, dan pemuasan ego (diri), hal ini memberi peluang pada iblis. Maka Yesus katakan “Enyahlah iblis”, sebab dalam diri Petrus, iblis mulai menguasainya.

Firman hari ini mengingatkan kita sebagai keluarga Kristen untuk waspada terhadap cara kerja iblis, yang kadangkala menggunakan sahabat-sahabat kita, suami, isteri, anak, saudara bahkan orang tua untuk menjadi alatnya membatalkan rencana Tuhan dalam hidup kita. Membatalkan keputusan-keputusan iman yang kita buat walau mendatangkan resiko, kerugian, tidak popular dan pengorbanan. Amin

Doa : Tuhan Yesus, beri kami kepekaan agar mampu membaca dan menolak cara kerja iblis yang memperdaya orang-orang yang kami cintai untuk membatalkan rancangan-Mu dalam hidup kami. Amin




Leave a Reply.