Tema Mingguan: Bertumbuh dalam Doa

Tema Bulanan: Gereja Yang Terus Bertumbuh

Bahan Alkitab: 1 Tawarikh 4:9-10; Lukas 11:1-13

ALASAN PEMILIHAN TEMA
Pertumbuhan Gereja (GMIM) ditentukan oleh kerendahan hati untuk meminta kepada Tuhan supaya baik anggota jemaat maupun lembaga gereja meminta supaya berkat Tuhan hadir dalam kehidupan bergereja. Doa sering jatuh kepada kebiasaan (rutinisme) yaitu sesuai format yang biasa diucapkan, atau doa juga sering jauh dari kenyataan (abstrak) dan tidak menyentuh kehidupan aktual dan rihil dari kehidupan jemaat.

Perilaku Gereja dan anggota jemaat sering hidup dalam kerakusan (bukan meminta sesuai apa yang secukupnya); hidup orang Kristen sekalipun menyimpan dendam (tidak ada pengampunan); Gereja sering sudah puas dengan apa adanya ("comfort zone", zona yang menyenangkan), kendati gereja harus bermisi, menghadirkan Injil dan keluar melebihi batas-batas kesenangan hidup bergereja. Doa Yabes antara lain meminta supaya dia atau Gereja mem-perluas daerah Kerajaan Allah. Perkelahian, permusuhan, korban doa lainnya seperti free sex yang mengakibatkan HIV/AIDS, bukan hanya didiskusikan tetapi juga harus menjadi bagian doa Gereja Tuhan.

PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
1 Tawarikh 4:9-10 membicarakan Yabes keturunan Yehuda. Yabes dijelaskan dalam perikop ini sebagai anak yang lebih dihormati/dimuliakan, biarpun nama Yabes artinya dia dilahirkan dengan kesakitan atau kesulitan. Satu hal yang penting untuk dikedepankan dalam pembacaan dua ayat ini adalah bahwa kelebihan kehormatan yang diberikan pada Yabes bukan karena kehebatannya tetapi karena hal yang sifatnya teologis (iman, bersandar pada Tuhan) yaitu dia berseru pada Tuhan. Bukan berseru kepada Baal, dewa-dewa untuk mendapatkan kekuatan. Ada beberapa kata kerja yang perlu diperhatikan yaitu TUHAN memberkati berlimpah-limpah, memperluas daerah, menyertaimelindungi dari malapetaka dan mengabulkan permintaan. Inilah isi doa Yabes yang membuat dia lebih dihormati, bahkan doa mengubah dia dari kesakitan dan kesulitan menjadi diberkati oleh Tuhan.

Dua ayat ini membuat ada seorang bernama Bruce Wilkonson menulis satu buku menjadi best seller (laku/laris), "Prayer of Jabez". Pengarang itu mengatakan: "Saya menantang saudara untuk membuat doa Yabes berkat bagi kehidupan saudara. Untuk itu saya mendorong saudara untuk dengan teguh membuat garis besar rencana mulai hari ini dan di dalam 30 hari ke depan. Pada akhirnya, saudara akan memperhatikan bahwa adanya perubahan berarti dalam hidup saudara dan doa ini menjadi kebiasaan yang sungguh berharga di sepanjang hidup saudara." Tentu harapan ini selalu dalam kerendahan hati dan meletakkan di bawah kuasa dan kasih setia Tuhan Allah. Tidak boleh memaksa Tuhan, tetapi tetap dengan kerendahan hati meminta pada Tuhan sesuai rancangan Tuhan.

Lukas 11:1-13 merupakan versi Injil Lukas tentang Doa Bapa Kami seperti yang tertulis dalam Matius 6:9-13. Kalau Matius 6:9-13, Doa Bapa Kami ditulis dalam konteks untuk meluruskan berdoa bukan dalam kemunafikan dilakukan di depan publik dan diucapkan bertele-tele tetapi dalam tempat tersembunyi (Mat.6:5-8), sedangkan dalam Injil Lukas 11 dijelaskan bagaimana murid-murid dengan kerendahan hati meminta supaya Tuhan Yesus mengajarkan mereka berdoa karena Yesus adalah pendoa sejati. Dalam injil Lukas ditekankan dalam permulaan doa, tentang kekudusan Nama Tuhan dan harapan kedatangan kerajaan Allah; selanjutnya tiga bentuk permintaan (seperti dalam Injil Matius) yaitu: 1) meminta makanan yang secukupnya, 2) ampunilah dosa seperti orang percaya mengampuni orang yang bersalah kepada orang percaya, dan 3) jangan membawa ke dalam pencobaan. Bagian akhir seperti yang tertulis dalam Injil Matius tidak lagi diucapkan dalam Lukas 11 ini. Selanjutnya implikasi dari Doa Bapa Kami dalam Injil Lukas adalah menunjuk kepada bantuan diakonia kepada seama (memberi roti biarpun si pemberi sudah tidur), ada komitmen untuk membantu; serta koparasi (perbandingan). Substansi (hakikat) dari contoh ini adalah prinsip yang harus melekat dari si pendoa/peminta kepada Tuhan yaitu Tuhan akan memberi yang meminta ("Mintalah, maka akan diberikan kepadamu: carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu." Sama dengan yang tertulis dalam Mat.7:7).


Makna dan Implikasi Firman
Pada hakikatnya setiap orang punya kekurangan dan keterbatasan. Demikian juga kumpulan orang yang percaya termasuk Gereja Masehi Injili di Minahasa. Di sinilah pentingnya doa dan berdoa. Kekurangan dan kesakitan (Yabes) akan diubah menjadi lebih dihormati kalau kita meminta (berdoa) bukan kepada siapa-siapa tetapi kepada Tuhan Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus. Berdoa supaya diberkati secara berlimpah-limpah, diperluas daerah pelayanan, penyertaan Tuhan, perlindungan dari kecelakaan dan Tuhan mengabulkan doa atau permintaan kita. Doa untuk memuliakan Tuhan, untuk meminta supaya kebutuhan makanan tersedia (untuk perut, otak, relasi, hikmat, spiritualitas dari komunitas GMIM); ada pengampunan yang memulihkan dan menguatkan satu dengan lainnya, serta supaya dihindarkan dari kehancuran (ayat 2-4) dan supaya Roh Kudus dicurahkan (ayat 13). Yang perlu direnungkan adalah apakah dendam dapat diganti dengan pengampunan (masalah UKIT dan masalah lain yang melanda hidup berjemaat)? Apakah perluasan daerah pelayanan dapat menjadi realisasi GMIM sebagai gereja yang missioner Artinya GMIM adalah perorangan yang bermisi baik dalam teritori pelayanan maupun melebihi teritorinya demi kemuliaan Kristus Yesus dan tanda kehadiran Kerajaan Allah di dunia ini.

Kesenjangan sosial di bidang ekonomi, pendidikan, peradaban perlu dijembatani dengan siap berkorban untuk membantu mereka yang berkekurangan dan itu perlu ditunjukkan dalam bentuk "action" yang dimulai dari anggota-anggota jemaat GMIM yang telah diberi lebih oleh Tuhan. Inilah salah satu tanda kelihatan dari pekerjaan Roh Kudus. Dengan GMIM berdoa seperti demikian yang diajarkan oleh dua perikop pembacaan ini maka GMIM sedang bertumbuh.


PERTANYAAN DISKUSI

  • Sebutkan isi permintaan doa Yabes dan doa Bapa Kami!
  • Bagaimana kita membahasakan dalam konteks/lingkungan kita isi doa Yabes dan doa Bapa Kami?
NAS PEMBIMBING: Matius 7:7

POKOK-POKOK DOA

  • Kerajinan dan keuletan kita supaya oleh kekuatan Roh Kudus setiap orang percaya (dalam GMIM) untuk berdoa setiap hari.
  • Pemenuhan kebutuhan jasmani (sandang, pangan, perumahan) khususnya mereka yang berkekurangan.
  • Saling mengampuni bagi mereka yang hidup dalam kebencian dan dendam.
  • Memohon Tuhan untuk menjauhkan dari kecelakaan, malapetaka termasuk berdoa supaya anggota jemaat menjauhkan diri dari perkelahian, permusuhan di antara anggota jemaat dan di antara anggota masyarakat.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK IV

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Nyanyian Persiapan: KJ No.2
Ses. Nas Pembimbing: KJ No.455
Pengakuan Dosa: KJ No.27
Pengampunan: KJ No.38
Ses. Pemb. ALkitab: KJ No.54
Persembahan: KJ No.287b
Penutup: KJ No.408

ATRIBUT YANG DIGUNAKAN:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.

 
 
Tema Mingguan: Bertumbuh dalam Firman

Tema Bulanan: Gereja yang terus bertumbuh

Bahan Alkitab: Mazmur 199:98-104; 2 Timotius 3:14-17

ALASAN PEMILIHAN TEMA
     Dewasa ini orang berlomba membangun, apakah pembangunan fisik atau sumber daya manusianya (SDM). Memang dalam rangka mencapai hidup yang lebih berkualitas, indikatornya adalah terjadi perubahan sebab jika tidak demikian maka yang ada ialah tinggal di tempat dan dapat saja tergilas oleh alur perubahan dalam pertumbuhan. Sebut saja ekonomi, kalau tidak ada keberanian untuk maju bertumbuh maka yang terjadi ialah keterbelakangan. Demikian juga manusia/umat Tuhan, apabila umat bertumbuh dalam iman ini pertanda bahwa umat menghendaki perubahan yang positif. Apalagi menghadapi pengaruh-pengaruh modernisasi di abad ini.

Peranan gereja menjadi penting ketika anggota jemaat yang bertumbuh seiring perkembangan dan perubahan zaman tidak mengabaikan Firman Tuhan. Sebab bagi orang yang setia melakukan firman ia akan lebih arif dan mampu menghadapi badai dunia ini. Gereja secara lembaga harus selalu mampu menjadikan umatnya tetap taat dan setia pada Tuhan agar pertumbuhan gereja dalam segala aktivitas akan mampu mengubah dunia tetapi tetap eksis dalam keyakinan. Karena itu betapa pentingnya gereja yang bertumbuh dan bertumpu pada kasih Kristus dan terus mengajarkannya kepada umat dengan setia belajar firman.

PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kitab Mazmur adalah kelompok kitab sastra Perjanjian Lama yang menggambarkan bagaimana pengalaman manusia dengan membuka seluas-luasnya kenyataan yang dihadapi tetapi juga secara spesifik bagaimana pengalaman hidup itu dialami oleh Roh Tuhan untuk menulis pengalaman ini, dan karena itu Sidlow Baxter, seorang penulis buku rohani mengatakan bahwa kitab Mazmur merupakah khazanah kebenaran rohani yang tiada ternilai harganya.

Mazmur mengulas tetang hidup baru di dalam Allah yang dinyatakan melalui ucapan puji-pujian syukur dalam kebaktian dan doa. Pengalaman iman yang dirumuskan dalam bentuk puitis lewat kitab Mazmur ini sangat erat kaitannya dengan keadaan yang dialami umat ataupun orang yang taat dan setia sebagaimana yang diungkapkan dalam kitab sebelumnya, bagaimana kondisi yang dialami seseorang dalam penderitaannya ketika ia harus ditinggalkan oleh orang-orang yang yang dikasihinya namun ia tetap eksis dan konsisten dengan pengakuan tentang Tuhannya sehingga ia boleh mengalami dan menerima berkat-berkat Allah sunggh pun harus berjuang dalam kesengsaraan. Penulis mau mengatakan dan menjelaskan melalui bacaan kita ialah bahwa dengan mencintai Taurat Tuhan dan merenungkannya sepanjang hari, itu akan membuat dia lebih bijaksana bersikap terhadap orang yang memusuhinya. Baginya menaati dan melakukan juga taat kepada firman Tuhan adalah sebuah sikap positif apalagi di hadapan orang atau kelompok yang menjadi lawannya. Kadang-kadang kita mengalami adegan permusuhan yang tidak seimbang sehingga yang merasa terdesak karena ketidak-mampuannya pasti mundur dan mengakui kesalahannya. Tak ada yang berani dan maju karena kepastian tentang iman percayanya. Bahwa keyakinannya melahirkan kemenangan, sebab ia memiliki sikap yang berwibawa sehingga orang lain enggan menentangnya.

Perjuangan untuk menyangkal diri dan melakukan kehendak Tuhan membuahkan hasil yang luar biasa baginya tapi juga berdampak bagi orang lain. Ia menyatukan akal budi dan kewibawaan Firman Tuhan sehingga ia beroleh pengertian. Hal yang sama juga dialami oleh teman setia Rasul Paulus yaitu Timotius yang memiliki naluri iman yang sangat tinggi sejak kecil, disukai dan dikasihi oleh Paulus bahkan dijadikan teman sekerja dalam pelayanan. Nilai Kristiani yang tinggi yang dimilikinya disertai dengan kualitas hidup yang sangat kuat membuatnya memperoleh ilham dari Allah untuk mengajar tentang kebenaran dan diperlengkapi untuk menegor yang salah dan menggembalakan umat.

Pengalaman-pengalaman iman dari setiap orang yang takut akan Tuhan selalu menjadikannya melangkah dengan pasti tanpa ragu dan takut. Ada keyakinan yang kokoh bahwa Allah menjadikannya aman dan terlindung. Karena itu setiap orang percayaharus selalu taat pada tanggung jawab iman dan moral untuk tekun dalam firman, bertumbuh dalam iman dan bersaksi tentang kebenaran ilahi Allah.

Makna dan Implikasi Firman
Perkembangan modernisasi telah membuka ruang yang luas untuk jeli menerima tawaran-tawarannya. Dalam kemajemukan kita sadar bahwa hidup dengan desakan kebutuhan tetap harus memilih. Dalam posisi tawar yang tinggi sekalipun karena ada banyak faktor pendukung membuat jemaat kita eksis di lingkungan di mana ia berpijak, juga tidak terbebas dari pilihan dan pilihan itu harus yang benar, menguntungkan dan kristiani.

Sebut saja, seorang gadis yang tumbuh dengan kecantikan alaminya dan kecerdasan intelektualnya dalam keaktifan berorganisasi di lingkungan pemuda gereja, tak jarang hanyut karena mengambi keputusan memilih pasangan hidup yang beragama lain dan terpaksa pindah agama atau golongan agama.

Keadaan lain lagi, sebuah keluarga Kristen yang taat beragama secara bersama-sama datang mengungkapkan kesediaannya berpindah dari agama asalnya dan bergabung dengan kita. Kenyataan-kenyataan ini belum dapat dipastikan sebagai kegagalan dari sebuah komunitas yang bertujuan menjadikan anggotanya tetap setia dan taat dengan ajaran yang dianutnya. Karena ada banyak faktor yang menjadi pertimbangan kegagalan kalau hal itu disebut demikian. Bahwa unsur pengaruh luar terkadang lebih kuat dari yang ada pada dirinya. Namun apapun alasannya sebuah cita-cita mulia yang diupayakan secara baik dan dilakukan dengan intens dan menjadikannya sebagai sebuah kebudayaan dengan menanamkan nilai-nilai fanatisme positif akan melahirkan sikap teguh dan kokoh tanpa merasa terpaksa melakukan sesuatu yang ia yakini.

Di samping itu diperlukan ruang di mana bentuk aktivitas yang sifatnya rohani itu selalu berangkat dari esensinya yaitu Firman kebenaran. Sehingga setiap pelakunya menjadikan Firman Firman Tuhan itu sebagai landasan berpijak yang kokoh. Dari padanya lahir inspirasi baru untuk membangun kebersamaan, rasa kekeluargaan dan bahkan dorongan untuk membangun diri sendiri dan orang lain. Keberanian yang lahir dari kesadaran memperjuangkan dan mempertahankan Firman kebenaran memungkinkan kita memiliki kewibawaan di mata orang lain karena kita tetap taat dan setia melakukannya. Dari bacaan ini kita diingatkan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Sapaat yang santun dan ajakan yang penuh kasih bagi umat Tuhan agar tetap setia melakukan Firman Tuhan dan tekun membaca Firman.

2. Memaksimalkan kebiasaan beribadah secara intens dalam keluarga.

3. Memprogramkan pembiasaan baca Firman setiap hari dengan waktu disesuaikan dalam pelbagai aktivitas keluarga.

4. Menanamkan segala ajaran-ajaran kebenaran dengan keteguhan hati dan kesungguhan melakukan hal-hal yang benar di mata Tuhan.

5. Berani bersikap benar dan menjalankan kebenaran Firman sekalipun harus berhadap-hadapan dengan orang yang disegani.



PERTANYAAN DISKUSI

  • Apakah yang dapat menghambat jemaat dalam pertumbuhan imannya?
  • Sebutkanlah sikap positif jemaat yang menyadari keterbatasannya bagi perkembangan Gereja Tuhan?
  • Bagaimana seharusnya komitmen orang percaya agar tetap menunjukkan ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan?
NAS PEMBIMBING: 2 Timotius 1:13-14

POKOK-POKOK DOA

  • Keutuhan umat yang telah diselamatkan.
  • Ketekunan umat dalam kesetiaan pada Firman Tuhan.
  • Kedahsyatan Firman Tuhan menyatukan umat di segala waktu dan tempat.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK III

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Nyanyian Masuk: NNBT No.2:1
Ses. Nas Pemb.: NNBT No.6:1
Pengakuan Dosa: NNBT No.10:1
Berita Anugerah: NNBT No.17:1
Ses. Pemb. Alkitab: NNBT No.12:1,2
Persembahan: NNBT No.15
Nyanyian Penutup: NNBT No.21

ATRIBUT YANG DIGUNAKAN:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.

elp : (0431) 352123

 
  • Ketua            : Pdt.Linda Emor-Tunas, S.Th           : 
  • Wakil Ketua   : Pnt. S.Supit-Sambeka  : 
  • Sekretaris      : Pnt.J.Aruperes-Tiwa, S.Pd      :
  • Bendahara     : Sym. B.Pyong-Maki   : 
  • Anggota         : Pnt.J.Sambeka-Maliangkay       : 
  •                        Pnt. S. Porajow-Lumempow

  • Ketua Komisi Pelayanan Pria/Kaum Bapa            : Pnt.Oldie Sambur
  • Ketua Komisi Pelayanan Wanita/Kaum Ibu           : Pnt. Steva Tiwa-Neman
  • Ketua Komisi Pelayanan Pemuda                        : Pnt. Aine Pyong
  • Ketua Komisi Pelayanan Remaja                         : Pnt. Virsa Kembuan-Rori
  • Ketua Komisi ASM                                             : Pnt. J.Sambeka-Maliangkay

  •  Kolom I    : Pnt. J. Kembuan-Ponamon
  •                     Sym. M.Mongi-Longdong
  •  Kolom II   : Pnt.S.Porajow-Lumempow
  •                     Sym. Wenny Pyong
  •  Kolom III  : Pnt.J Aruperes-Tiwa,S.Pd
  •                     Sym. M.Sangie-Massie
  •  Kolom IV  : Pnt.S.Supit-Sambeka
  •                     Sym.B.Pyong-Maki
 
  • Ketua            : Pdt.Linda Emor-Tunas, S.Th           : 
  • Wakil Ketua   : Pnt. S.Supit-Sambeka  : 
  • Sekretaris      : Pnt.J.Aruperes-Tiwa, S.Pd      :
  • Bendahara     : Sym. B.Pyong-Maki   : 
  • Anggota         : Pnt.J.Sambeka-Maliangkay       : 
  •                        Pnt. S. Porajow-Lumempow

  • Ketua Komisi Pelayanan Pria/Kaum Bapa            : Pnt.Oldie Sambur
  • Ketua Komisi Pelayanan Wanita/Kaum Ibu           : Pnt. Steva Tiwa-Neman
  • Ketua Komisi Pelayanan Pemuda                        : Pnt. Aine Pyong
  • Ketua Komisi Pelayanan Remaja                         : Pnt. Virsa Kembuan-Rori
  • Ketua Komisi ASM                                             : Pnt. J.Sambeka-Maliangkay

  •  Kolom I    : Pnt. J. Kembuan-Ponamon
  •                     Sym. M.Mongi-Longdong
  •  Kolom II   : Pnt.S.Porajow-Lumempow
  •                     Sym. Wenny Pyong
  •  Kolom III  : Pnt.J Aruperes-Tiwa,S.Pd
  •                     Sym. M.Sangie-Massie
  •  Kolom IV  : Pnt.S.Supit-Sambeka
  •                     Sym.B.Pyong-Maki
 
Picture
Sifat duniawi tanda ketidakdewasaan
1 Korintus 3:4-5

Memang walaupun kita telah menjadi bagian dari umat Allah yang telah dikuduskan dan disucikan oleh darah Yesus melalui pengorbanan-Nya di Bukit Golgota, tetapi kecenderungan kita sebagai manusia duniawi masih tetap kuat mempengaruhi kita sehingga sifat-sifat itulah yang lebih dominan tampak dalam tindak tanduk kita. Itulah sebabnya, ketidakdewasaan secara rohani masih menjadi warna dari kehadiran kita setiap hari baik di dalam keluarga maupun di dalam jemaat dan masyarakat.

Dan sebagai warga Gereja hal-hal semacam ini masih sangat jelas terjadi dalam perilaku kepalayanan kita di dalam mengambil sikap dan memberi penilaian tehradap para pelayan khusus. Kadang kala hal ini terjadi disebabkan oleh adanya kedekatan kekeluargaan kita. Sikap semacam ini sesungguhnya menampakkan kekerdilan rohani dari keluarga-keluarga jemaat yang masih bersifat duniawi dan dengan demikian belum dewasa secara iman.

Dalam hal ini Paulus hendak meneguhkan, baik Apollos, baik Paulus hanyalah pelayan-pelayan Tuhan yang menjadi saluran berkat bagi pertumbuhan iman jemaat. Oleh sebab itu marilah kita mengarahkan dan mengajarkan kepada keluarga-keluarga kita bahwa hubungan-hubungan kekeluargaa jangan dijadikan alasan untuk memihak dan mengidolakan pelayan-pelayan tertentu, kemudian menyepelekan pelayan lainnya. Amin.

Doa: Ya Bapa, Tuhan kami, ajarlah kami dengan firmanMu agar kami tidak terkotak-kotak hanya karena mengidolakan salah seorang dari pelayan-pelayan khusus kami. Ajarlah kami hanya mau memuliakan dan memuji nama Tuhan di dalam semua pelayanan kami. Amin.