Menghargai Orang Yang di Urapi

1 Samuel 24 : 7 – 8a

Sesungguhnya setiap manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai mahkluk yang termulia. Oleh sebab itu setiap orang hendaknya juga saling menghargai. Akan tetapi kita juga harus menghargai seseorang karena status dan kedudukannya. Karena di dalam status dan keduduka itu berhubungan dengan tanggungjawabanya dan beban-beban sosialnya ditengah lingkup keberadaannya. Pada lain pihak dengan memiliki status dan kedudukan dengan sendirinya seseorang itu juga berstatus sebagai pemimpin. Berbicara tentang seorang

pemimpin dalam lingkungan orang percaya dan warga Gereja, itu berhubungan erat dengan pengurapan. Pengurapan itu adalah suatu proses rohani yang di dalamnya diyakini Tuhan sendirilah yang mengurapi. Secara teologis setiap pemimpin Gereja ada karena  ia diurapi oleh Tuhan. Oleh sebab itu setiap pemimpin Gereja itu harus dihargai dan dihormati. Orang-orang tua dalam setiap keluarga juga secara tidak langsung harus dimengerti bawah keberadaan mereka selaku pemimpin dalam keluarga juga “diurapi” oleh Tuhan. Mereka memiliki tanggungjawab oleh sebab itu mereka juga harus dihormati sebagaimana yang menjadi pesan dari hokum yang ke-5, hormatilah ayah dan ibumu. Amin

Doa : Tuhan, jaralah kami untuk menghargai dan menghormati pemimpin jemaat kami. Ajarlah kami selaku anak-anak untuk menghargai dan menghormati orang tua kami. Amin