TEMA BULANAN : “Berdemokrasi Dalam Kemenangan Kristus”

TEMA MINGGUAN : “Kemenangan Kristus Mengatasi Segala Kuasa

Bahan Alkitab : Yesaya 49:7; Efesus 1:15-23

ALASAN PEMILIHAN TEMA

Di era Post Modern kekayaan dan kekuasaan semakin diperlukan oleh manusia, karena dianggap memiliki kehebatan dan menjadi salah satu tuntutan hidup untuk menjadi penguasa. Seperti sebuah pertandingan olahraga dimana terjadi saling mengalahkan untuk meraih kemenangan. Akibatnya semakin banyak orang berlomba-lomba untuk menjadi kaya dan berkuasa. Salah satu cara untuk kaya dan berkuasa adalah menjadi penguasa di dunia ini. Banyak orang yang mau jadi penguasa karena itu berarti punya jabatan, kedudukan, kekuatan yang lebih, kaya materi dan  pasti hebat. Namun sayang dalam perlombaan, untuk menjadi hebat dan menang terkadang banyak orang yang tidak mau hidup takut akan Tuhan. Kehidupan takut akan Tuhan atau kehidupan beriman hanya menjadi ajang untuk pencitraan dan mencari popularitas agar dapat meraih kemenangan dan kekuasaan. Penyalahgunaan kekuasaan seringkali terjadi dalam kehidupan orang percaya yang dipercayakan memegang kekuasaan. Kehidupan terkotak–kotak, memarginalkan (meminggirkan) dan mendiskriminasi (membeda-bedakan) manusia semakin merajalela dimana-mana, karena alasan kaya dan berkuasa. Sehingga budaya kehidupan “sapa ngana–sapa kita, emang gue pikirin”, mengikis budaya “baku–baku bae deng baku–baku sayang”. Tema mingguan “Kemenangan Kristus Mengatasi Segala Kuasa”ini memberi arti sebenarnya dari sebuah kemenangan dalam Kristus untuk kehidupan kita, melalui kitab Efesus 1:15-23 dan Yesaya 49:7.

 

PEMBAHASAN TEMATIS

Pembahasan Teks Alkitab(Exegese)

Paulus dalam Alkitab kita kenal sebagai orang yang kuat dan taat dalam kehidupan beriman. Dalam keadaan suka ataupun susah dia tidak lupa tanggung jawab pelayanan untuk tetap bersaksi bagi kemuliaan Yesus Kristus. Salah satu bukti adalah surat kepada jemaat Efesus yang ditulis saat dia ada dalam penjara di kota Roma (Ef.3:1,4:1). Bagian surat yang jadi bacaan saat ini adalah tulisan dalam bentuk doa yang disampaikan dalam kitab Efesus 1:15–23. Paulus berdoa untuk jemaat oleh karena kabar sukacita yang diterimanya tentang iman dan kasih jemaat terhadap orang kudus (Yun, hagioi). Iman yang tidak hanya dipakai untuk diri sendiri atau iman yang mati, tetapi iman yang diteruskan dalam bentuk kasih kepada sesama (Yakobus 2:17). Kabar sukacita inilah yang melahirkan syukur dan  doa Paulus kepada Tuhan Yesus untuk jemaat Efesus.

Isi doa Paulus adalah :

  1. I.Memberi Roh hikmat (pengetahuan) dan Wahyu (pembuka selubung yang menutupi) untuk mengenal DIA dengan benar (ayat 17).
  2. II.Menjadikan mata hatimu terang supaya mereka mengerti pengharapan dalam panggilannya yang kaya dan berkuasa.
Latar belakang jemaat Efesus yang berasal dari Yunani dan Yahudi sangat mempengaruhi kehidupan beriman jemaat Efesus. Jemaat Efesus yang berlatar belakang Yunani memang masih terlibat pada penyembahan terhadap dewa Yunani, yaitu dewa kesuburan yang disebut dewi Artemis dan Kaisar Roma. Sementara yang berlatar belakang Yahudi merasa lebih tinggi kedudukannya dalam jemaat karena mereka yang lebih dulu dipanggil sebagai bangsa pilihan Allah. Sehingga muncul sebutan jemaat yang “dekat” dan “jauh” (Ef. 2:13,17). Perilaku dan pandangan ini harus diluruskan sebab itu dalam doa ini Paulus meminta supaya Roh hikmat dan mata hati yang terang dari Bapa diberi kepada jemaat Efesus yang adalah orang kudus (Yun., hagioi) dan orang percaya (Yun., pistoi).

Dalam ayat  18 – 22a, Paulus menjelaskan siapa Yesus Kristus supaya jemaat mengenal dan mengerti Dia. Menurut Paulus Dia kaya dalam kemuliaan-Nya bagi orang kudus dan hebat kuasa-Nya bagi orang percaya. Hal itu nyata dalam kebangkitan dan kenaikan-Nya di Sorga yang DUDUK DI SEBELAH KANAN ALLAH. Kedudukan ini jauh lebih tinggi dari kedudukan penguasa dan kekuasaan apapun yang didunia ini, sebab hal ini menjadikan harkat dan martabat  manusia yang harusnya binasa kemudian beroleh hidup kekal. Dengan kedudukan-Nya disorga semua penguasa dan kekuasaan dunia berada dalam kekuasaan-Nya (diletakkan dibawah kaki-Nya, ayat 22a).

Ayat 22b -23, dengan kehormatan sorgawi Yesus Kristus yang naik ke Sorga maka  kedudukan jemaat turut terangkat karena tidak berada dibawah kakinya melainkan menjadi bagian tubuh Yesus Kristus. Supaya berada dalam satu kesatuan dan tetap terhubung dengan-Nya sebagai sumber segala sesuatu. Sehingga orang percaya/orang kudus/jemaat mendapatkan segala sesuatu itu termasuk kekayaan dan kuasa hanya dari Tuhan Yesus.

Yesaya 49:7, kekayaan hikmat dan kehebatan kuasa PENEBUS ISRAEL yang akan diperlihatkan membuat segala kekuatan kuasa dunia akan tunduk kepada-Nya. Kabar sukacita nabi Yesaya bagi orang Israel adalah sebuah berita  kemenangan yang memberi memberi pengharapan tentang hadirnya seorang pemimpin yang dapat membawa mereka keluar dari keterpurukan, penindasan bangsa lain dalam pembuangan.

 

Makna dan Implikasi Firman

Ciri khas orang percaya: berdoa dan saling mendoakan tanpa ada batasan siapa, tempat dan waktu, harus tetap dikerjakan. Sebab doa adalah kekuatan orang percaya dan besar kuasanya (Amsal 15:29, Yakobus 5:16).
Mengucap syukur karena pertumbuhan iman orang lain adalah respons yang positif dalam satu persekutuan jemaat. Jangan cemburu atau mengejek apalagi menghina jika terjadi perobahan yang benar dalam perilaku beriman.
Pelayanan kasih kepada sesama adalah bentuk kesaksian orang yang memiliki Iman yang hidup. Karena itu orang percaya tidak boleh melupakan pelayanan kasih bagi sesama. Sebab dalam kematian – kebangkitan – dan kenaikkan Yesus Kristus ke Sorga, pelayanan kasih itu telah dilakukan-Nya sebagai contoh bagi orang kudus yang percaya kepada-Nya.
Selalu memohon supaya Roh Tuhan memberi hikmat dan wahyu atau pengetahuan untuk menyingkap selubung rahasia kehendak Allah yang kaya dan hebat itu.
Kekayaan yang mulia dan kuasa yang hebat dari Yesus Kristus jauh melebihi kekuasaan dan kehebatan apapun yang ada di dunia ini. Tidak ada kuasa apapun yang dapat menandingi kehebatan ALLAH DALAM YESUS KRISTUS yang menyelamatkan hidup manusia dari kebinasaan dunia. Itulah kemenangan sejati dari Tuhan Yesus Kristus, yang mengatasi segala Kuasa. Sebab itu orang percaya yang dipercayakan untuk menjalankan kekuasaan di dalam dunia ini jangan menjadi sombong atau tinggi hati dan melakukan hal-hal yang tidak takut akan Tuhan bahkan melupakan Tuhan.
Berita sukacita Yesaya terlihat jelas dari kemenangan Yesus Kristus yang mengalahkan maut dan telah naik ke Sorga dan yang menyediakan tempat bagi kita. Kiranya ini menjadi momentum bagi kita untuk membaharui diri supaya semakin setia menjadi orang kudus yang takut akan Tuhan, menghormati Tuhan dan terus bersaksi serta menjalankan misi kasih Allah di dunia ini.





PERTANYAAN DISKUSI

  1. Hal apa yang membuat Paulus dapat bersyukur dan berdoa bagi jemaat Efesus, padahal dia dalam penjara ?
  2. Perbuatan nyata apa yang telah kita lakukan untuk mengadakan pelayanan kasih bagi sesama orang percaya?
  3. Jika dipercayakan memegang kuasa, tindakan apa yang harus dilakukan supaya kehidupan beriman tetap terpelihara?
NAS PEMBIMBING :  Mazmur 20:7

POKOK-POKOK DOA

  1. Kehidupan bersaksi warga Gereja melalui doa dan pelayanan kasih
  2. Kehebatan karya Yesus Kristus yang telah mati – bangkit dan naik ke Sorga tetap diberitakan untuk memperkaya orang percaya
  3. Kuasa Yesus Kristus tidak digantikan dengan kuasa dunia atau disejajarkan dengan kuasa dunia
 

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK I

 

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

Nyanyian persiapan : NNBT No. 2

Sesudah Nas Pembimbing : NNBT No. 4

Pengakuan Dosa : NNBT No. 11

Berita Anugerah Allah : KLIK No. 388

Pengakuan iman : KJ No. 242

Hukum Tuhan : NKB No.116

Persembahan : NNBT No.15

Penutup : NNBT No.21

 

ATRIBUT YANG DIGUNAKAN :

Warna dasar merah dengan simbol salib dan lidah api

Next >Info Bidang Data dan Informasi Ingin Publikasi informasi kegiatan jemaat/wilayah atau kegiatan apa saja tentang GMIM di website sinodegmim.org ?
Silakan Hubungi Bidang Data dan Informasi 

Email: [email protected]
Facebook : sinodegmim
Twitter : @Sinode_GMIM

Telp : (0431) 352123

 
Berita Sukacita Melahirkan Ucapan Syukur Dan Doa
Efesus 1 : 15 – 16
Pernahkah kita bersyukur dan kemudian mendoakan orang lain setelah mendengar kesaksian hidup beriman mereka ? Inilah yang dilakukan Paulus.  Walaupun dalam keadaan terpenjara tidak pernah lupa untuk mencari tahu keadaan jemaat Efesus yang pernah dilayani. Dia begitu bersukacita ketika mendapat kabar bagaimana kehidupan orang kudus yang percaya kepada Yesus Kristus tetap beriman dan menjalankan pelayanan kasih terhadap sesame. Bagi Paulus mengucap syukur dan berdoa adalah tindakan yang penting dilakukan merespons berita itu. Banyak orang ketiak mendengar kabar sukacita tidak bersyukur dan berdoa terlebih dahulu, tetapi lebih mementingkan untuk menyampaikan kepada orang lain. Bukan untuk bersaksi tetapi dianggap lebih penting disampaikan ke orang daripada ke Tuhan sebab itu berita bagus pasti akan melahirkan pujian dan sanjungan. Bersyukur dan berdoa adalah hal yang tidak boleh ditinggalkan oleh orang percaya. Jika ada kesaksian yang dijalankan biarlah itu menjadi bentuk pelayanan kasih bagi sesame, supaya melahirkan sukacita iman. Amin

Doa : Ya Yesus Kristus, tolonglah kami agar boleh memperaktekkan iman melalui pelayanan kasih bagi sesame kami. Jauhkan kehidupan bersaksi yang hanya ingin mencari pujian dan sanjungan orang lain. Kiranya kami selalu dapat bersyukur atas hidup yang Engkau karuniakan bagi kami maupun sesama kami. Amin  

 
MENEPATI JANJI
Yosua 6:23-24
Ada  syair  lagu  dari  Bob  Tutupoli  begini  “memang lidah tak bertulang tak terbatas kata-kata, tinggi gunung s’ribu janji lain di bibir lain di hati”. Lagu ini mau menyampaikan  bahwa di  dunia  ini  tidak  banyak  orang  yang  cukup  konsekuen. Terkadang  apa  yang  dikatakannya  akan  menjadi  sangat berbeda dari kehidupan yang ditunjukkannya.  Tidak  banyak penulis  yang  bisa  hidup  seperti  firman  yang  dikhotbahkannya.  Tidak banyak penulis yang hidup seperti segala sesuatu yang  sudah  dituliskannya.  Tidak  banyak  konselor  yang  bisa hidup seperti nasihat yang sudah diberikannya. Tidak banyak orang  Kristen  yang  bisa  sama  seperti  kedua  pengintai  iniketika orang Israel akan memusnahkan seluruh penduduk di Yerikho.  Kedua  pengintai  yang  diselamatkan  Rahab  waktu mengintai,  menepati  janji  dengan  kembali  menyelamatkan Rahab dan seisi rumahnya.  Hal janji itu bisa saja tinggal janji yang  diabaikan/tidak  diindahkan  oleh  kedua  pengintai  itu, apalagi  di  saat  itu  dalam  keadaan  perang  tetapi  ternyata mereka bukan tipe seperti itu melainkan yang menepati janji.

Banyak orang (mungkin kita juga termasuk di dalamnya) yang  mengungkapkan  janji.  Janji  perkawinan,  jabatan,pelayan  khusus,  panitia,  dsb.  Namun  masih  sering  tidak konsekuen  dengan  janji  itu.  Demikian  pula  ketika  masa kampanye  berjanji  untuk  mensejahterakan  rakyat  tetapi setelah terpilih hanya membuat sejahtera diri sendiri.  Suami bajanji pada  istri somo rajin ibadah.  Kenyataannya masih lebe suka main kartu, pigi kobong, sabung ayam di jam-jam ibadah.

Sebagai  pribadi  dan  keluarga  mari  kita  konsekuen dengan  Tuhan  karena  Tuhan  selalu  konsekuen  dengan  kita bahkan  hidup  kitapun  ada  karena  Tuhan  yang  janjikan  dan Dia tepati. Amin

DoaTuhan, hilangkan kebiasaan kami mengingkari janji agar kami  tidak  hidup  dalam  dusta.  kuatkan  hidup  yang mempercayai  Tuhan  sehingga  kami  tidak  dilanda  kekuatiran dan ketakutan. Sebab Engkau Tuhan Allah yang setia menepati janji memelihara dan memberkati hidup kami. Amin.

 
TAKUT KARENA SALAH SANGKA

Lukas 24:37-39

Takut  adalah  suatu  situasi  di  mana  seseorang  atau banyak  orang  merasa  gentar  (ngeri)  menghadapi  sesuatu yang  dianggap  akan  mendatangkan  bencana.  Ketakutan  itu muncul pasti ada penyebabnya, apakah karena telah berbuat kesalahan, atau pengaruh kejiwaan di  mana seseorang misalnya ngeri bila berada dalam kegelapan.

Murid-murid  Yesus  menjadi  takut  karena  mereka  salah menyangka  terhadap  kehadiran  Yesus  di  tengah  mereka ketika mereka sedang bercakap-cakap tentang peristiwa yang telah menimpa Yesus. Kehadiran Yesus dikira hantu.

Ketakutan seperti ini mungkin pernah teralami oleh kita sendiri  sebagai  manusia,  sebab  situasi  itu  tidak  dapat dihindari  oleh  siapa  saja.  Kalau  demikian  sebagai  keluarga, mengapa kita harus takut? Jangan-jangan kita masih percaya hantu  sebagai  suatu  makhluk  yang  menakutkan  dari  pada Kristus  yang  membawa  damai  sejahtera?  Semoga  tidak demikian. Amin

DoaBapa  sorgawi,  berilah  kami  kekuatan  iman  dalam menghadapi pergumulan hidup yang seringkali membuat kami menjadi takut. Amin.

 
TEMA BULANAN : “Berdemokrasi dalam kemenangan Kristus”

TEMA MINGGUAN : “Kuasa kebangkitan Kristus yang menyelamatkan

Bahan Alkitab : Mazmur 118:13-18; 1 Korintus 15:12-18

ALASAN PEMILIHAN TEMA

Bagi orang yang berpikir rasional, fakta kebangkitan adalah berita omong kosong. Sulitnya kaum rasional menerima fakta kebangkitan juga disebabkan karena bicara kebangkitan berarti bicara soal kehidupan sesudah kematian. Karena itu, munculnya sikap skeptik (ragu) perihal Kebang-kitan Kristus tidak dapat dihindari. Keraguan terhadap nilai dan makna dari kebangkitan merupakan pertanda munculnya sikap yang “mempertanyakan” elemen penting dari iman (keyakinan) selaku gereja / orang Kristen yait u “Kebangkitan Kristus” atau “kuasa kebangkitan Kristus yang menyelamat-kan”. Hal ini juga menjadi pertanda munculnya sikap “kurang-percaya” terhadap daya cipta Allah  yang berkuasa atas hidup dan mati setiap mahkluk. Persoalan ini hendak dijawab oleh rasul Paulus karena soal keyakinan Kristen tidak dapat tidak harus berhadapan dengan pertanyaan esensial menyangkut Kebangkitan dari kematian. Rasul Paulus menegaskan bahwa tanpa kebangkitan Kristus maka sia-sialah iman kita, hal ini menunjukkan bahwa topik ini merupakan tema sentral demi tersebarnya Injil ke seluruh bumi. Akan tetapi, tidak dapat dihindari bahwa tema itu rentan digugat dan dicemooh.

Apabila kita membaca kitab Mazmur, kita akan mendapat cerita-cerita pengalaman yang sangat manusiawi yang dialami oleh seorang anak manusia yang sedang berziarah di bumi. Pemazmur menonjolkan sisi manusia yang rentan terjerem-bab dalam kebinasaan dan rawan dipermainkan oleh nasib malang apabila ia mengandalkan dirinya sendiri dalam keangkuhan. Allah ditegaskan sebagai penolong satu-satunya sehingga manusia tidak boleh mengandalkan dirinya, kekayaannya, pengawalnya, dan orang kaya yang dianggap-nya kuat. Karena dengan seketika saja Allah membuat segala pegangannya itu ditiup angin sehingga lenyap tak berbekas. Inilah yang melatarbelakangi pemilihan tema di atas.

PEMBAHASAN TEMATIS

Pembahasan Teks Alkitab(Exegese)

Rasul Paulus dalam teks Alkitab ini mengulas pokok persoalan yaitu “orang-orang di Korintus ada yang tidak percaya dengan kebangkitan orang mati” (ayat 12). Sikap tidak percaya ini akibat dari ketidakmampuan akal mereka untuk membayangkan tubuh jasmani manusia dapat dimung-kinkan untuk terus terpelihara sesudah kematian (lihat ayat 35). Hal ini berakar dari pandangan orang Yunani tentang manusia (antropologi) yang menganggap raga/materi tidak bernilai sama sekali. Keselamatan jiwalah yang utama. Kebangkitan tubuh ini diulas lebih lanjut oleh rasul Paulus dalam ayat 35-38 di mana ia membedakan antara tubuh alamiah dan tubuh rohaniah. Rasul Paulus berusaha keras untuk meyakinkan jemaat di Korintus bahwa materi (raga) dan non-materi (jiwa) merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Rasul Paulus menggunakan argumen retoris (yang tidak memerlukan jawaban)  untuk membela pandangannya bahwa “jika orang mati tidak dibangkitkan maka Kristus juga tidak dibangkitkan.” Dasar dari argumen ini sebenarnya tidak kuat karena itu mengingat pemberitaan tentang salib dan kebangkitan Kristus dianggap kebodohan oleh orang Yunani yang rasional dan terpesona pada pengejaran hikmat (lihat 1 Kor 1:18 – 2:5). Mengapa Paulus begitu bersemangat memberitakan kebangkitan tubuh dan kebangkitan Kristus? Pengalaman rasul Paulus ketika dia berjumpa dengan Kristus yang bangkit (Kisah Para Rasul 9) telah membentuk pola pemahaman baru yang memandang bahwa Kristus sungguh-sungguh hidup. Kuasa kebangkitan Kristus telah menyelamatkan Paulus dan mengarahkan dirinya untuk menjadi pewarta kebangkitan-Nya. Oleh karena Kristus hidup maka sudah sepatutnyalah umat yang percaya kepada-Nya bersyukur karena “Dia adalah keselamatan dan kekuatan umat percaya.” Kuasa kebangkitan Kristus menyelamatkan semua orang percaya.

Pemazmur, jauh sebelum Kristus berkarya di bumi memaklumkan akan kedahsyatan Tuhan yang memiliki kekuatan untuk memelihara kehidupan orang percaya dan menghindarkan mereka dari maut. Keselamatan datangnya dari Allah. Allah yang disembah dan dimuliakan yang kemudian mengutus Yesus Kristus ke dunia untuk menyata-kan diri secara langsung kepada segenap ciptaan-Nya menunjukkan bahwa Ia sendiri peduli sehingga Ia mengambil rupa seorang hamba untuk menyatakan bahwa keselamatan dari Allah dekat dan tidak pernah terlambat. Tuhan sendirilah yang datang, Tuhan sendirilah yang berkarya, karena kalau bukan Dia maka manusia tidak ada yang akan diselamatkan dari kuasa dosa. Mazmur 118:13-18 memberi kesaksian tentang perbuatan Tuhan yang telah menyelamatkan dirinya. Kesaksian ini yang adalah kesaksian personal sifatnya kemudian dipakai sebagai pengakuan komunal di dalam Bait Allah untuk menyatakan keagungan dan kemuliaan Tuhan yang menghindarkan umat yang percaya dari maut. Hidup merupakan realitas yang diperoleh semua orang yang percaya kepada Tuhan. Tuhan menghadiahi hidup kepada pemazmur yang tetap teguh berpegang pada Tuhan meskipun ia sudah “ditolak dengan hebat sampai jatuh.” Perbuatan Tuhan terhadap pemazmur dapat disejajarkan dengan peristiwa Tuhan membangkitkan Kristus dari kematian. Hal ini menjadi pertanda bahwa kebangkitan dan hidup disediakan bagi semua orang yang percaya. Kematian/maut adalah suatu yang “pasti” dialami oleh manusia tetapi “keselamatan” dan “hidup” sesudah kematian adalah “jaminan” bagi semua orang yang percaya dan yang berharap pada Tuhan.

Makna dan Implikasi Firman

Sekarang ini, sains dan teknologi sudah sangat maju sehingga mitos-mitos yang telah hidup selama ribuan tahun berusaha dibongkar dan dicari penjelasan logisnya. Segala sesuatu yang mengandung unsur-unsur yang meragukan dicap sebagai omong kosong dan tidak bernilai. Selain itu, sains telah berhasil menjelaskan secara lebih teliti proses terjadinya alam semesta serta seluruh penghuni bumi. Hampir semua hal dapat dijelaskan dengan baik sehingga zaman ini bukan zaman bagi mitos-mitos. Kita kemudian bertanya apa jadinya dengan “iman” kita yang fondasinya adalah “Kebangkitan Kristus”? Kita yang beriman tentu tidak meragukan “Daya Cipta” Allah yang Maha dahsyat terkait “membangkitkan orang dari kematian”. Akan tetapi seiring dengan zaman yang terus berubah, kita juga  harus mengakui kekuatan sains (manusia) dalam menjelaskan proses-proses yang terjadi di dunia tanpa harus mengesampingkan ke- YAKIN-an kita bahwa Allah berkuasa atas pengetahuan manusia. Problem yang kita hadapi di masa kini semakin sukar terkait dengan hidup beriman ketika kita diminta untuk membuktikan pokok iman kita kepada orang yang meng-gugatnya. Sains seakan-akan telah memukul kalah secara telak iman orang percaya kepada Kristus melalui penye-lidikan-penyelidikan rasional dan logis yang mereka lakukan. Namun, hal itu tidak berarti bahwa iman kita tidak rasional dan tidak masuk akal karena justru rasionalitas dan kemasuk akalan iman kita didasarkan pada sumber yang melampaui rasionalitas sains dan akal manusia yaitu Allah. Rasul Paulus dan Pemazmur mengekspresikan imannya akan daya cipta Allah karena Tuhan adalah Pencipta segala sesuatu. Kebangkitan dan hidup bukanlah hal sukar bagi Tuhan karena Dia yang memrakarsai segala sesuatu di seluruh alam semesta ciptaan-Nya. Allah adalah sosok satu-satunya yang dapat meluputkan manusia dari maut.

Dunia tempat gereja hadir merupakan tempat yang isinya bervariasi. Suka-duka, tawa-air mata, gembira-sedih, dan segala paradoks hidup manusia hadir menjadi warna dalam keseharian. Hari ini kita melihat berita sukacita, besok memilukan dst. Orang saleh dan orang salah mengalami hal yang sama. Orang benar dan orang tidak-benar mengalami perputaran waktu yang mirip. Namun apa yang membuat mereka berbeda?Orang saleh dan benar walaupun mengalami kematian akan memperoleh hidup yang kekal, namun tidak demikian bagi orang salah dan tidak-benar, mereka akan memperoleh kebinasaan kekal. Gereja dipanggil untuk mem-praktekkan hidup sebagai orang yang telah diselamatkan oleh kuasa kebangkitan Kristus yaitu menghidupi hidup ini dengan penuh semangat, sukacita, syukur, dan hormat kepada Tuhan dan itu terwujud dalam prilaku yang mencintai dan peduli terhadap sesama dan segenap ciptaan. Mensyukuri setiap hal sambil terus memperbaiki diri untuk tidak tergelincir pada persoalan yang membelenggu imannya. Gereja dipanggil untuk membangun dan menjadi batu penjuru yang menjadi petunjuk arah hidup umat manusia di dunia. Gereja dipanggil untuk menyatakan keselamatan Allah yang selalu tersedia bagi siapa saja karena Kristus adalah Juruselamat dunia. 

PERTANYAAN DISKUSI

  1. Apa yang saudara pahami tentang “ kebangkitan kita” menurut Paulus dalam Bacaan Alkitab ini?
  2. Apakah arti “kebangkitan” bagi saudara? Menurut saudara, apakah pemikiran rasional saudara dapat diselaraskan dengan iman yang irasional?
  3. Apakah arti “menjadi pengikut Kristus” bagi saudara? Sudahkah karya-karya saudara mencerminkan jati diri sebagai pengikut Kristus? Sebutkan contoh-contoh.
 

NAS PEMBIMBING :  1 Korintus 15:55-57

POKOK-POKOK DOA

  1. Umat Tuhan yang merayakan Paskah
  2. Kesaksian Gereja tentang kebangkitan Yesus yang menyelamatkan.
  3. Pergumulan Gereja dalam melaksanakan panggilan pelayanan.
  4. Perwujudan berita kebangkitan dalam kehidupan sehari-hari
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI HARI RAYA PASKAH 1

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

Pembukaan: KJ No. 202 397

Sesudah nas pembimbing: KJ.No 194

Pengakuan Dosa & Berita Anugerah Allah: NNBT No. 11

Ses ajakan untuk mati &bangkit dengan Kristus:NNBT No. 9

Persembahan: KJ No. 340

Penutup:  KJ.No 397

 

ATRIBUT YANG DIGUNAKAN :

Warna dasar putih dengan simbol salib berwarna kuning dan setangkai bunga bakung yang sedang mekar.

< PrevNext >Info Bidang Data dan Informasi Ingin Publikasi informasi kegiatan jemaat/wilayah atau kegiatan apa saja tentang GMIM di website sinodegmim.org ?
Silakan Hubungi Bidang Data dan Informasi 

Email: [email protected]
Facebook : sinodegmim
Twitter : @Sinode_GMIM

Telp : (0431) 352123

 
BOLEHKAH BERDUSTA?
1 Korintus 15:15
Dusta  membuat  orang  harus  terus  berdusta  untuk menutupi dusta yang telah dilakukan sehingga akan tercipta suatu  rantai  dusta.  Andaikan  saya  berdusta  A,  maka  untuk menutupi dusta A maka saya harus membuat dusta B, C dan seterusnya.  Hal  ini  menunjukan  bahwa  satu  dusta  akan mengarahkan  si  pendusta  untuk  meciptakan  dusta-dusta lanjutan. Berbeda dengan gosip – yang dapat benar dan dapat salah  –  dusta  jelas-jelas  tipu  dan  kebohongan  yang  isinya berseberangan  dengan  fakta.  Media  cetak  dan  media  elektronik beberapa kali menampilkan berita utama yang terkait dengan  korupsi,  dan  saksi  yang  dapat  dibayar  untuk  membuat kebohongan untuk menutupi para koruptor. Asal muasal dari  perilaku  korup  dan  penyuapan  adalah  karena  orang mulai berdusta dan menciptakan  data-data  palsu  untuk  menutupi setiap kebohongan. Namun ketika kebohongan mereka terungkap segala dusta mulai diselidiki dan dinyatakan.

Untung  bagi  kita  yang  percaya  kepada  Kristus  yang sudah  mati  dan  bangkit  karena  cerita  tentang  Kristus ternyata  bukanlah  dusta.  Hal  itu  benar-benar  terjadi  dan bahwa  kebangkitan  itulah  yang  telah  menyelamatkan  kita. Dijauhkanlah  kiranya  segala  macam  dusta  dari  kita  baik secara pribadi, maupun sebagai keluarga. Amin

DoaKristus  Yesus  Tuhan,  kami  mohon  Engkau  tinggal  di dalam  hati  nurani  kami  sehingga  apa  yang  kami  pikirkan, katakan,  kerjakan,  dapat  memancarkan  kejujuran  serta  citra diri selaku pengikut Kristus yang telah diselamatkan dari maut. Amin

 
DENGKI DAN IRI HATI MEMBAWA PETAKA

Kejadian 37:19-20

Keluarga  memang  bukanlah  lembaga  steril  yang  bebas dari  tumbuhnya  benih-benih  kebencian,  iri  hati  dan  dengki. Justru  karena  begitu  eratnya  pergaulan  hidup  persaudaraan dalam  suatu  keluarga,  maka  walaupun  penyebabnya  hanyalah hal-hal sepele,  akan menimbulkan masalah-masalah yang cukup mendasar. Dan jika masalah-masalah ini tidak disikapi secara arif dan diselesaikan secara baik, akan menumbuhkan rasa benci, iri dan dengki diantara anggota-anggota keluarga. Keadaan  inilah  yang  terjadi  dalam  kehidupan  anak-anak Yakub. Perasaan ini telah berkembang dalam pikiran dan hati saudara-saudara Yusuf, sehingga mereka bersekongkol untuk membunuhnya.  Saat  perjumpaan  Yusuf  dengan  saudarasaudaranya,  menjadi  saat  yang  paling  tepat  untuk  mewujudkan rencana jahat mereka. Tindakan ini benar-benar telah mengotori  nilai-nilai  kekeluargaan  dan  persaudaraan.  Jika kita   membiarkan  perasaan  iri,  benci  dan  dengki  tumbuh dalam  kehidupan  keluarga  kita,  maka  akan  mengakibatkan malapetaka. Oleh sebab  itu  tumbuhkanlah  nilai-nilai  persaudaraan  yang  dibingkai  dengan  kasih  Kristus  supaya  dapat mematikan setiap perasaan negatif di dalam hati kita.  Amin

Doa : Tuhan, kami mohon penuhi keluarga kami dengan kasih Kristus supaya terpelihara kasih persaudaraan. Amin

 
Kemarahan atas Prilaku Demokrasi yang Keliru

Markus 10 : 41

Di alam demokrasi sekarang ini, meskipun setiap orang diberi kebebasan, kemerdekaan dan berdaulat antara lain untuk berpendapat dan mengajuhkan permintaan, namun ketika maksud itu sudah mengada-ada, keliru, salah arah atau salah kapra, tentu saja membuat orang yang mendengar tidak sedang bahkan marah. Tanggapan itupun tidak beda dengan tindakan berdemokrasi tak terkendali, sehingga orang katakana “Demokrasi kebablasan “. Kondisi itupun muncul dalam tanggapan kesepuluh murid-murid yesus menurut pembacaan alkitab kita hari ini. Mereka marah ketika mendengar permintaan teman mereka Yakobus dan Yohanes, untuk duduk dan memerintah, berkuasa bersama yesus yaitu yang satu di sebelah kanan dan yang satu disebelah kiri (ay. 37). Meski permintaaan itu didorong oleh keinginan ibu Yakobus dan Yohanes (bnd. Matius 20:20), namun ketika permintaan keduanya sudah mengada-ada, keliru, salah kapra atau salah arah dengan maksud sesungguhnya dari makna kehadiran Kerajaan dalam Yesus Kristus, maka jelas pandangan itu sudah mencemarkan komunitas mereka, sebagai sesame murid-murid yesus.

Belajar dari pengalaman itu, maka kita sebagai anggota dalam satu komunitas keluarga, hendaknya terlebih dahulu menimbang-nimbang apa yang menjadi permintaan kita. Meskipun masing-masing kita diberikan kebebasan untuk berpendapat, karena memang demikian seharusnya setiap orang dalam memaknai demokrasi sekarang ini, namun pertimbangan itu penting dilakukan, yaitu bersumber dari hati yang dipimpin oleh kehendak Allah dan bukan bersumber dari otak menurut pengetahuan dunia, yang pada akhirnya bermuara pada pikiran dan perkataan yang keliru. Amin

Doa : Ya Tuhan, ampunilah kami sebab tidak jarang permintaan kami sebagai anggota keluraga keliru dan salah arah, sehingga menyebabkan kemarahan diantara sesame anggota dalam kehidupan berkeluarga kami. Meskipun kami diberi kebebasan untuk berpendapat, namun untuk menghindari perpecahan dan kemarahan ini  doa kami. Amin

 
TEMA BULANAN : “ Berdemokrasi Dalam Penderitaan Kristiani ”

TEMA MINGGUAN : “ Demokrasi Dalam Sudut Pandang Penderitaan Kristus ”

Bahan Alkitab : Amsal 6:16-19; Markus 10:35-45

ALASAN PEMILIHAN TEMA

Salah satu fenomena yang muncul di era modern ini ditandai pula dengan keterbukaan atau transparansi, yakni mencuatnya kesadaran manusia akan kemerdekaan dan saling ketergantungan antara masayarakat atau bangsa satu dengan yang lain, bahkan ketika mencermati kondisi kehidupannya termasuk apa yang terjadi diserkitarnya. Kesadaran baru ini membuat ia terbuka dan termotivasi menerobos kehidupan dalam paham demokrasi, yaitu merasa bebas dan merdeka dalam menjalani kehidupannya, mengeluarkan pendapat dan

menuntut sebagaimana haknya sebagai manusia. Meski demikian tidak jarang demokrasi diartikan keliru sehingga ada yang mengatakan “ Demokrasi kebablasan”. Sebab kebebasan atau kemerdekaan yang dipahaminya diberlakukan dengan melanggar hukum, mengeluarkan pendapat tidka berdasarkan peraturan yang berlaku dan memperjuangkan haknya padahal sesungguhnya bukan haknya. Oleh sebab itu diangkatnya Tema Minggu ini berkaitan dengan tanggung-jawab kita sebagai Gereja di tengah bangsa Indonesia dalam pelaksanaan kampanye sebagai persiapan mengambil bagian aktif dalam pesta demokrasi pemilihan anggota legislative Bulan April mendatang, disementara itu kitapun sebagai Gereja memasuki Minggu Sengsara III Yesus Kristus.

PEMBAHASAN TEMATIS

Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

Markus 10:35-45 sebagai bagian dari berita Pemberitahuan Ketiga Tentang Penderitaan Yesus, memperhadapkan tentang permintaan Yakobus dan Yohanes anak-anak Zededeus kepada yesus,ketika mereka bersama dalam rombongan murid-murid-nya berjalan menuju yerusalem.kedua murid yesus boanerges artinya “anak –anak guruh” (Mrk.3:17).mungkin karena keduanya berasal dari galilea yang penuh vitalitas dan ingin bersegera, kurang mengindahkan disiplin dan kadang-kadang salah arah atau salah kapra (Luk.9:54).ambisi mereka nampaknya dirasuki oleh nalar yang tidak benar tentang citra kerajaan Yesus. Hal itu mencuat ketika dalam kebebasan keduanya berdemokrasi mengajuhkan yaitu meminta kepada yesus supaya diizinkan menduduki tempat terhormat, bila kelak yesus duduk di takhta Kerajaan-Nya. Memang diakui bahwa permintaan keduanya atas dorongan dari ibu mereka (Mat.20:20). Namun bukan berarti kebebasan mengajuhkan pendapat mesti diawali dengan menerima saran dari sumber yang keliru atau salah kapra untuk diteruskan kealamatnya. Oleh sebab itu yesus menjawab untuk meluruskan pemahaman mereka yang keliru “…kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus ku minum dan dibabtis dengan babtisan yang harus ku terima:” (ay.38). jawab mereka dalam ayat 39 “kami dapat”, menunjukan tentang kekeliruan mereka yang salah memahami demokrasi atau kebebasan Allah yang telah menetapkan dan menentukan bahwa hanya Yesus yang berhak menderita tanpa pamrih untuk keselamatan dunia dan manusia. Itulah yang di maksud oleh penegasan Yesus “tetapi hal duduk disebelah kanan-ku atau di sebelah kiri-ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan di berikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan” (ay.40). Tanggapan ke sepuluh murid Yesus dengan kemarahan atas permintaan yakobus dan yohanes adalah kritikan terhadap hak kebebasan berpendapat dari keduanya yang keliru sebab sudah merupakan unsur pemaksaan kehendak tanpa memperhatikan peraturan menurut kehendak Allah dan itu tidak beda dengan pemerintah yang memerintah dengan tangan besi dan menjalankan kuasanya dengan keras  (ay.42). sebaliknya menurut Yesus bahwa menjadi besar dan terkemuka diantara kamu ialah menjadi hamba dan pelayanan, sebagaimana anak manusia yang bukan dilayani melainkan untuk melayani bahkan merelakan nyawa-nya menjadi tebusan bagi banyak orang (ay.43-45). Itulah paham “Demokrasi Dalam Sudut Pandang PenderitaanKristus”.

Dalam Amsal 6:16-19 ditemukan juga petunjuk-petunjuk untuk tidak membuat orang lain menderita selain menjadi penanggung atau penebus bagi orang lain. Dengan diawali oleh petunjuk yang harus dihadiri yaitu: menuntut utang kepada orang yang berhutang, kemalasan dan penipuan yang terurai dalam 6 perkara yang dibenci TUHAN (ay.1-15), maka ditambah lagi dengan 7 perkara yang tidak dikehendaki oleh TUHAN. Malahan dalam tanggapan TUHAN ke-7 perkara seperti yang tidak di kehendaki oleh TUHAN. malahan dalam tanggapan Tuhan ke-7 perkara seperti : mata sombong, lidah dusta, merencanakan kejahatan terhadap sesama, apalagi melakukan kejahatan, bersaksi dusta, kebohongan dan pertengkaran, adalah kekejian dalam hati Tuhan ? sebab dari hatilah terpancar kehidupan (amsal 4:23 bnd. Luk. 6:45). Hati dapat dilihat sebagai berisi seluruh pikiran, perasaan dan kehendak Allah dan sebaliknya bagi manusia. Agaknya ketujuh perkara itu, yang telah menyebabkan kekejaian dalam hati Tuhan, karena hati manusia sudah terpisah dari Allah : menjadi keras dan terus menerus menolak untuk mendengar Firman Allah dan menaati apa yang diperintahkan-Nya. Resikonya bagi manusia yang memilih untuk hidup bebas melakukan tindakan-tindakan kekejian kepada Allah, sehingga ia sendiri kehilangan segala kepekaan kepada Firman-Nya dan keinginan-keinginan Roh Kudus (bnd. Kel.7:3; Ibr.3:8). Makanya kebebasan dalam paham demokrasi untuk bebas berekspresi dan berdaulat bukanlah berarti bebas melakukan berbagai kehendak yang bermuara  pada kejahatan kepada sesama manusia, selain membaharui hati, yaitu bertobat dari dosa, dan berbalik kepada Allah. Itulah juga kebebasan dalam paham dekmokrasi yang tersedia bagi manusia dalam Yesus Kristus yang rela menderita sengsara untuk menanggung dosa dunia dan manusia dalam rangka penebusan.

Makna dan Implikasi Firman

Demokrasi sebagai kebebasan dan berdaulat telah menjadi bagian dalam kehidupan kita sebagai Bangsa dan Gereja. Di dalamnya kita bebas menjalani kehidupan, bebas berekspresi dan mengeluarkan pendapat dan menuntut hak sebagai manusia. Meski demikian kebebasan dalam berdemokrasi, hendaknya dihindari dari kekeliruan, salah arah atau salah kapra, sehingga tidak muncul pandangan “Demokrasi kebablasan”. Sebab kebebasan atau kemerdekaan yang kita miliki harus diberlakukan dengan tidak melanggar hukum. Kebebasan untuk berekspresi dan berpendapat hendaknya berdasarkan peraturan yang berlaku, demikian juga dalam memperjuangkan hak. Hal itu sangat berguna untuk dipahami ketika kita saat-saat ini sedang berada dalam suasana kampanye bahkan nantinya diawal bulan depan akan memilih anggota legislative untuk DPR: di tingakat Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat. Demikian juga anggota DPD yang nantinya akan mewakili daerah kita, yang semuanya mengharapkan hak dalam menentukan pilihan. Lagipula di minggu berjalan ini kita sebagai Gereja sedang menghayati makna dari berita Firman disoroti Tema : “ Demokrasi Dalam Sudut Pandang Penderitaan Kristus “. Kita tentu termotivasi untuk tidak salah arah, salah kapra atau keliru dalam memahaminya, sehingga tidak memaksakan kehendak apalagi menaggapi bahwa kerajaan Allah sama dengan kekuasaan dunia dengan kebesaran ke dudukan di dalamnya. Sebab kebesaran yang sejati bukanlah soal kepemimpinan, kekuasaan atau prestasi yang tinggi, melainkan sikap hati yang sungguh-sungguh ingin hidup bagi Allah dan bagi sesama manusia. Makanya menghindari hati yang merencanakan dan melakukan kejahatan kepada sesama manusia, adalah tindakan dosa yang harus dihindari dan diperlakukan pembaharuan untuk pengampunan. Sebab sesungguhnya, untuk itulah demokrasi dalam kebesaran Allah dengan kebebasan-Nya, telah diberlakukan bagi penebusan dosa dunia dan manusia, melalui penderitaan dan sengsara Yesus Kristus, bahkan sampai mati di kayu salib.

PERTANYAA DISKUSI

1 .  Mencari perikop pembacaan Alkitab kita, daftarkan bentuk kekeliruan berdemokrasi yang tercantum di dalamnya ?

2 . Bagaimanakah tindakan kita sebagai warga Negara Indonesia dimasa kampanye anggota legislative sekarang ini, bahkan saat pesta demokrasi di Bulan April belangsung ?

3.   Apakah tindakan nyata kita untuk diberlakukan bagi sesama kita ketika kita sudah memahami makna berita Alkitab di minggu Sengsara III, dalam upaya “ Demokrasi dalam sudut pandang penderitaan Kristus ?

NAS PEMBIMBING : Roma 8 : 20 - 21

POKOK-POKOK DOA :

-          Bagi mereka yang keliru memahami dan memberlakukan makna demokrasi, agar berbalik pada pemahaman dan perberlakuan yang benar.

-          Pelaksanaan masa kampanye anggota legislatif dan pelaksanaan pesta demokrasi nantinya di Bulan April, agar berlangsung dengan tertib, aman dan damai.

-          Pengampunan dosa dan pembaharuan hidup bagi sesama yang mengalami penderitaan karena ulah sendiri, maupun mereka yang menderita karena perbuatan jahat dari orang lain, agar terbebas dari penderitaan yang membelenggu hidupnya.

TATA IBADAH YANG DI USULKAN :  HARI MINGGU SENGSARA III

NYANYIAN YANG DIUSULKAN :

Persiapan : KJ No. 460 : 1,3

Sesudah Nas Pembimbing : “Pengharapanku Hanya Yesus Saja”

Pengakuan Dosa : KJ No. 167 : 1-3

Berita Anugerah Allah : NKB No.17 : 1-2

Ajakan Mengikut Yesus : KJ No. 376 : 1-3

Sesudah Pembacaan Alkitab : KJ No. 51 : 1-3

Persembahan : NNBT No. 34 : 1-3

Penutup : NNBT No.26 : 1,2,4

ATRIBUT YANG DIGUNAKAN : Warna dasar ungu dengan symbol XP (Khi-Rho), cawan pembasuhan, salib dan mahkota duri.

 
“Enyahlah Iblis”
Markus 8 : 33

Sahabat merupakan kebutuhan jiwa, maka kehidupan tanpa sahabat terasa ada yang hilang dalam hidup ini. Sebab sahabat yang sejati akan selalu menegur kita, akan terus bersama dengan kita dalam susah dan senang. Bersama sahabat kita akan berbagi suka dan duka.

Begitu pula hubungan yang terjalin antara Yesus dan murid-murid-Nya, persahabatan merekatkan pada komitmen hidup bersama, berjalan bersama dan setia mendengar ajaran-ajaran Yesus. Keitka Yesus, berkata terus terang tentang apa yang akan terjadi nanti pada diri-Nya, bahwa ia akan menderita, ditolak, di bunuh dan mati tapi bangkit; wajar sebagai sahabat dan murid kaget dan tidak bisa menerima. Upaya membela dan melindungi merupakan komitmen bersama.

Namun berbeda dengan reaksi Yesus, ketika maksud baik Petrus untuk menggagalkan ucapan-Nya, justru ia dimarahi. Mengapa Yesus marah ? Karena maksud baik Petrus tidak bersifat rohani artinya tidak sesuai rencana Allah, ingin membatalkan misi Allah pada Yesus. Yang dipikirkan hanyalah keinginan manusia, kesenangan, dan pemuasan ego (diri), hal ini memberi peluang pada iblis. Maka Yesus katakan “Enyahlah iblis”, sebab dalam diri Petrus, iblis mulai menguasainya.

Firman hari ini mengingatkan kita sebagai keluarga Kristen untuk waspada terhadap cara kerja iblis, yang kadangkala menggunakan sahabat-sahabat kita, suami, isteri, anak, saudara bahkan orang tua untuk menjadi alatnya membatalkan rencana Tuhan dalam hidup kita. Membatalkan keputusan-keputusan iman yang kita buat walau mendatangkan resiko, kerugian, tidak popular dan pengorbanan. Amin

Doa : Tuhan Yesus, beri kami kepekaan agar mampu membaca dan menolak cara kerja iblis yang memperdaya orang-orang yang kami cintai untuk membatalkan rancangan-Mu dalam hidup kami. Amin