MTPJ 1 - 7 MARET 2015
TEMA BULANAN “Penderitaan Kristiani Dalam Solidaritas Dengan Sesama Anak Bangsa”

TEMA MINGGUAN “Solidaritas Yang Holistik”
Bahan Alkitab: Matius 9:27-38

ALASAN PEMILIHAN TEMA

Dalam kehidupan bermasyarakat,  solidaritas (rasa belas kasih, setia kawan dan perasaan senasib)  sebagai sesama anak bangsa dari setiap anggota masyarakat sangatlah dibutuhkan demi terciptanya hidup sejahtera, rukun dan damai. Namun  sering dialami  adanya  solidaritas  yang hanya memihak kepada orang, kelompok, daerah atau agama-agama tertentu dan tidak memihak kepada seluruh komponen  masyarakat.  Hal ini terjadi karena solidaritas yang dihayati dan  dipraktekkan secara sempit. Sehingga solidaritas dalam masyarakat  bersifat parsial (sepotong-sepotong),  tidak menyeluruh dan tidak utuh.

 Solidaritas yang bersifat parsial itu,  terjadi pula dalam kehidupan berjemaat, seperti  solidaritas yang terbentuk hanya berdasarkan kolom, kategorial, fungsional dan jabatan-jabatan gerejawi tertentu baik di aras jemaat, wilayah dan sinodal  sehingga persekutuan yang kuat dan kokoh sulit terwujud.  Demikianpun solidaritas pelayanan terhadap anggota jemaat,  sering tidak diberi perhatian  yang sama pada aspek  jasmani, mental, sosial dan rohani secara Holistik (utuh dan menyeluruh). Misalnya prioritas hanya pada pembangunan fisik, atau hanya pada aspek ibadah dan  tidak pada pendidikan,  kesehatan   serta sosial ekonomi jemaat. Tak heran banyak gedung gereja yang megah, frekwensi ibadah yang tinggi tetapi  banyak anak-anak putus sekolah, warga gereja sakit, miskin serta  berbagai penyakit sosial seperti  perkelahian antar kampung, perjudian, mabuk-mabukan dan tindakan kriminalitas lainnya.

Yang kita butuhkan adalah Solidaritas yang utuh atau menyeluruh pada setiap aspek yang mempengaruhi hidup manusia itulah sebabnya tema renungan ini adalah Solidaritas yang Holistik. (inggris Holistic; yang menekankan keseluruhan dan saling keterkaitan dari bagian-bagiannya).  Jika kata holistik ini dikaitkan dengan solidaritas atau perhatian serta pelayanan pada orang lain, maka holistik mempunyai arti pelayanan yang menyeluruh, utuh, seimbang   baik fisik, mental, spiritual, sosial dan ekonomi. Hal inilah yang diperlihatkan Yesus dalam pelayanan-Nya sekalipun Ia harus melewati jalan-jalan sengsara.

PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

Injil menurut Matius telah memperlihatkan bahwa pelayanan Yesus bersifat Holistik. Bukti pertama adalah bahwa injil ini ditulis oleh Matius  mantan pemungut cukai atau pajak (9:10) yang sangat dibenci orang Yahudi, dengan latar belakang Yudaisme. Ia dilayani Yesus tanpa meman-dang latar belakang sosial, pekerjaan dan bangsanya. Selanjutnya tempat pelayanan Yesuspun tidak hanya di satu tempat, tetapi di semua tempat baik di kota dan desa ( ayt 25) ;  di pasar (20:3), di ladang (12:1), di rumah-rumah dan di Bait Allah.  Ia melayani melintasi suku, budaya, sosial dan ekonomi (4:25). Di tempat-tempat itu  Ia menunjukkan Solidaritas yang utuh dan mengutuhkan, karena Ia tidak hanya mengajar (Yun : didasko), yang berarti aspek pendidikan,  dalam rumah-rumah ibadah, tapi juga mem beritakan (Yun : kerusso), yakni aspek pemberitaan Injil Kerajaan Sorga  dan menyembuhkan (Yun : therapeou ), yakni pelayanan kesehatan untuk melenyapkan segala penyakit (Yun : nosos) dan kelemahan (Yun : malakea) ,  (ayt 35). Semua itu dilakukan karena  digerakkan oleh  belas kasihan-Nya atau Solidaritas-Nya  (ay 36). Solidaritas Yesus bersifat mengutuhkan manusia yang dilayani-Nya, baik jasmani, mental, sosial dan rohani. Sebagai bukti orang buta (ayt 28-31). Aspek fisik ia dapat melihat .  Aspek sosial , ia dapat bergaul dan dapat memenuhi kebutuhan hidup tanpa tergantung pada orang lain, karena biasanya orang buta identik sebagai pengemis. Aspek mental, ia tidak merasa tersisih dari lingkungan sosial dan secara rohani, ia dipulihkan dalam hubungan dengan Allah karena ada pemahaman umum waktu itu  bahwa penyakit adalah akibat dosa dan kutukan Tuhan.  Demikianpun yang dilakukan Yesus pada orang bisu yang kerasukan setan (ayt 32-33). Aspek fisik ia dapat berbicara. Aspek mental sosial memiliki percaya diri dan  dapat berkomunikasi serta bergaul dengan orang lain. Juga dalam aspek rohani ia dilepaskan dari kuasa jahat agar dapat berkomunikasi dengan Allah dan sesama.

Pelayanan Yesus yang  Holistik ( utuh dan mengutuhkan) karena belas kasih-Nya tetap dilakukan dalam ketaatan kepada Bapa di Sorga sekalipun harus menderita karena dihantam  kritikan dan celaan dari orang-orang Farisi (ayt 34). Dalam Solidaritas-Nya, Ia meminta supaya para murid meminta kepada yang empunya tuaian yakni Bapa-Nya di Sorga, untuk mengirim pekerja-pekerja (orang yang terlibat dalam pekerjaan bagi Allah)  karena tuaian banyak tetapi pekerja sedikit (ayt 37-38).

Makna dan Implikasi Firman

  • Hidup dan pelayanan Yesus adalah dasar dan model solidaritas yang holistik, yang memperhatikan aspek jasmani, mental, sosial dan rohani, termasuk di dalamnya soal ekonomi tanpa memandang latar belakang suku, agama , sosial, ekonomi dan politiknya bahkan sekalipun manusia itu berdosa.
  • Jika dalam keluarga memiliki solidaritas yang holistik, maka suami dan isteri tidak  akan menekankan hubungan secara fisik saja, tetapi sosial seperti berinteraksi dengan masyarakat dengan baik serta suka beribadah dan bekerja  bersama ; orang tua  tidak akan memperhatikan anak hanya  pada  kebutuhan fisik saja,  tetapi akan  memberi perhatian pada pemenuhan emosi, mental sosial dan spiritual.
  • Jika warga gereja memiliki Solidaritas yang holistik, maka  persekutuan di kolom, jemaat, wilayah dan sinodal  yang terdiri dari berbagai etnik, strata sosial dan ekonomi tidak  mudah terpecah dan pelayananpun  akan menyentuh aspek mental sosial dan pengembangan ekonomi jemaat. Dengan demikian akan terjadi perhatian pelayanan yang sama pada aspek pembangunan fisik , ibadah, pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan ekonomi warga gereja.
  • Di tengah jemaat banyak warga gereja yang “buta” secara mental dan sosial karena terlibat dalam perilaku penyakit masyarakat seperti judi, pemabukan, per kelahian, narkoba, seks bebas, “buta” secara ekonomi akibatnya hidup dalam kemiskinan, “buta” pendidikan akibatnya hidup dalam kebodohan, “buta” terhadap kesehatan akibatnya hidup dalam kesakitan, “buta” secara rohani sehingga tak dapat melihat anugerah dan penghukuman Tuhan. Demikianpun banyak orang “bisu “ secara mental dan sosial sehingga orang tidak dapat menyuarakan pengalaman dan perasaan sehingga hidup dalam tekanan dan diperbudak, “bisu” secara ekonomi karena tak punya keterampilan dan modal, “bisu” secara rohani sehingga tak menyuarakan kebenaran dan keadilan sesuai kehendak Tuhan. Semua itu meng akibatkan ketakutan, ketidakadilan, diskriminasi, penindasan dst. Gereja harus memberi pelayanan yang holistik.
  • Solidaritas yang mengutuhkan harus ditumbuh kembang kan serta diperjuangkan mulai dari dalam keluarga sekalipun harus disertai pengorbanan waktu, tenaga dan uang termasuk perasaan dan sekalipun harus dilalui dengan penderitaan karena berhadapan dengan berbagai sikap, baik perbedaan pendapat, menolak , mencela dan menghina.
  • Libatkan anggota jemaat seperti dokter, sosiolog, ekonom dan rohaniawan dan semua yang terkait dalam pelayanan holistik. Jadilah tim yang saling menghormati tanpa menyepelekan yang lain supaya Tuhan dimuliakan dan manusia dilayani secara utuh. Amin. 
PERTANYAAN DISKUSI

  1. Bagaimana dan jelaskan bentuk-bentuk Solidaritas yang Holistik sebagaimana yang dilakukan Yesus dalam perikop ini ?
  2. Mengapa pelayanan kepada manusia harus secara Holistik. (utuh : jasmani, mental, sosial dan rohani) ?
  3. Bagaimana bentuk-bentuk pelayanan/solidaritas yang perlu kita lakukan secara pribadi dan institusi gereja sekarang ?
NAS PEMBIMBING : Yeremia 33:6 

POKOK-POKOK DOA

  • Terwujudnya Solidaritas dari, oleh dan untuk sesama anak bangsa.
  • Terwujudnya pembangunan yang utuh dan mengutuhkan.
  • Terlayaninya warga masyarakat dan jemaat secara utuh jasmani, sosial, ekonomi dan spiritual.
 TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU SENGSARA II 

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

Persiapan : KJ No. 368: 1,3 “Pada Kaku Salib-Mu”

Nyanyian Masuk/Nas Pemb: NKB No. 164 “Kidung Yang Merdu Dihatiku”

Pengakuan Dosa : NNBT No. 10 “Ya Tuhan Yang Kudus”

Berita Anugerah Allah : KJ No. 27:1,5 “Meski Tak Layak Diriku”

Ajakan Mengikuti Yesus Dijalan Sengsara : KJ No. 372:1,2 “Ikut Dikau Saja, Tuhan”

Persembahan : KJ No. 362 “Aku Milik-Mu Yesus Tuhanku”

Penutup: KJ No. 432 “Jika  Padaku Ditanyakan”

ATRIBUT YANG DIGUNAKAN:

Warna dasar ungu dengan simbol XP (Khi-Rho), cawan pengucapan, salib dan mahkota duri.




Leave a Reply.